tembakau
Nasional

Produk Tembakau Alternatif Tidak Hasilkan Residu Seperti Rokok

  • Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, dianggap memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Akibatnya, anggapan keliru ini dapat menghambat potensi yang sebenarnya dimiliki dari produk tembakau alternatif.

Nasional

Debrinata Rizky

JAKARTA – Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, dianggap memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. 

Asosiasi konsumen dan akademisi menilai pandangan tersebut merupakan kekeliruan. Akibatnya, anggapan keliru ini dapat menghambat potensi yang sebenarnya dimiliki dari produk tembakau alternatif.

Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (AKVINDO), Paido Siahaan, mengatakan anggapan bahwa produk tembakau alternatif berbahaya bagi lingkungan itu tidak tepat. “Apakah sampah kemasan plastik rokok elektrik lebih banyak dari produk lain? Saya rasa tidak. Secara angka, sampah kemasan plastik rokok elektrik lebih kecil dibandingkan produk lain,” kata Paido.

Dalam penggunaannya, Paido menjelaskan produk tembakau alternatif tidak menghasilkan residu berupa asap, abu, dan puntung seperti pada rokok. Oleh karena itu, produk ini sangat minim dalam mencemari udara. Sebab, hasil dari pemakaian rokok elektrik hanya berupa uap dan tidak mengganggu masyarakat sekitar. 

“Pada awal saya menggunakan rokok elektrik tentu ada komplain dari orang sekitar karena masih dianggap sesuatu yang baru. Namun, sekarang sudah berbeda,” kata Paido.

Di sisi lain, produk tembakau alternatif juga memberikan perubahan terhadap kualitas kesehatan penggunanya, terutama bagi perokok yang sudah beralih. Paido mengungkapkan kualitas pernapasannya jauh lebih baik sejak beralih menggunakan rokok elektrik jika dibandingkan saat masih merokok. 

“Sekarang bangun pagi jauh lebih segar, durasi olahraga lebih lama, dan tidak meninggalkan bau yang tidak enak pada pakaian serta mobil,” katanya.

Paido beralih ke produk tembakau alternatif karena produk ini memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok. Hal tersebut diperkuat dengan sejumlah kajian ilmiah yang telah dilakukan di dalam dan luar negeri. Oleh sebab itu, dia sangat menyayangkan jika ada pihak-pihak yang menyebutkan bahwa produk ini memiliki risiko yang sama dengan rokok. “Rokok elektrik 95% lebih rendah risiko daripada rokok. Saya rasa ini jawaban yang terbaik agar tidak menimbulkan persepsi yang kurang tepat,” kata Paido.

Dalam kesempatan berbeda, Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Amaliya, menambahkan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, memang terbukti tidak menghasilkan residu seperti rokok dalam penggunaannya. Sebab, produk tembakau alternatif menerapkan sistem pemanasan, sehingga hasilnya hanya berupa uap.

“Penerapan sistem pemanasan pada produk tembakau alternatif menyebabkan produk ini tidak menghasilkan residu seperti asap, abu, dan puntung seperti pada rokok, sehingga meminimalisir dampak bagi lingkungan dan orang-orang di sekitar pengguna,” jelas Amaliya.

Amaliya meneruskan dengan berbagai kajian ilmiah yang tersedia, produk tembakau alternatif layak dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk perokok dewasa beralih dari kebiasannya. “Sangat disayangkan jika potensi dan manfaat dari produk ini terhambat karena ada informasi yang keliru dan tidak berdasarkan kajian ilmiah. Penggunaan produk ini perlu diberikan kepada perokok dewasa agar beralih dan sebagai upaya menurunkan prevalensi merokok yang tinggi di Indonesia,” tutupnya.