Produksi Baterai Kendaraan Listrik Bersama CBL dan LGES, Aneka Tambang (ANTM) Segera Groundbreaking Smelter Bijih Nikel
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membeberkan terkait perkembangan implementasi kerja sama melalui joint venture (JV) antara perseroan dengan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co (CBL) dan juga LG Energy Solution (LGES).
Korporasi
JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membeberkan perkembangan implementasi kerja sama melalui joint venture (JV) antara perseroan dengan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co (CBL) dan juga LG Energy Solution (LGES).
Direktur Pengembangan Usaha Antam Dolok R Silaban menjelaskan, untuk pengembangan baterai, peranan Antam dimulai dari hulu, khususnya sektor pertambangan. Dalam waktu dekat perseroan akan melakukan peletakkan batu pertama pabrik smelter bijih nikel.
“Sedang akan dilaksanakan GB (groundbreaking) dalam waktu yang tidak lama lagi. Ini akan disesuaikan dengan jadwal dari persetujuan kita menentukan joint venture. Nah ini kita saat ini sedang menggarap joint venture agreement dalam tahap finalisasi dengan pihak CBL,” kata Dolok dalam Public Ekspose pada Jumat, 16 September 2022.
- Yuk Intip! BUMN Nindya Karya Buka Loker untuk Tiga Posisi Ini
- Pascakenaikan Harga Pertamax, Bos Pertamina Akui Masih Jual Rugi Rp2 Ribuan Per Liter
- 10 Bank dengan Pendapatan Terbesar di Dunia
Terkait kerja sama dengan CBL, nantinya ANTAM akan berperan aktif untuk memberikan suplai nikel ore atau bahan baku untuk diolah menjadi beberapa jenis nikel seperti feronikel yang digunakan untuk membuat baja anti karat (stainless steel) dari area kerja di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Diperkirakan kapasitas serapan nikel ore ke depan mencapai 18 juta ton per tahun. Untuk LGES sendiri akan menyerap nikel ore dengan kapasitas 16 juta ton per tahunnya.
Divestasi
Nantinya kedua partner ini juga akan melakukan hilirisasi sampai tahap baterai recycle. Saat ini ANTAM tengah membuat skema pelepasan (divestasi) sumber daya alam bijih nikelnya hingga 49% kepada pihak partner.
Perseroan akan memegang 51% sisanya, tujuannya agar perseroan tetap dapat mengontrol operasi dari penggunaan nikel ore kita di Halmahera Timur, Maluku Utara. Sementara total kapasitas serapan nikel ore nantinya akan berada di angka 32 hingga 34 juta ton per tahun.
Persentase 51% juga dalam rangka mempertahankan peran Antam sebagai pemegang saham merah putih dan majority stake holder.