Produksi Batu Bara ADMR Semester I-2024 Nyaris Tembus 3 Juta Ton
- PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) yang merupakan entitas Grup Adaro di sektor pertambangan batu bara metalurgi dan logam, melaporkan peningkatan kinerja operasional pada semester I-2024.
Korporasi
JAKARTA - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) yang merupakan entitas Grup Adaro di sektor pertambangan batu bara metalurgi dan logam, melaporkan peningkatan kinerja operasional pada semester I-2024.
Investor Relations ADMR, Danuta Komar, mengungkapkan bahwa volume produksi batu bara emiten bersandikan ADMR pada semester I-2024 mencapai 2,98 juta ton. Raihan ini meningkat 17% dibandingkan dengan hasil pada semester I-2023.
Komar bilang seluruh produksi pada semester ini berasal dari PT Maruwai Coal dan PT Lahai Coal, yang menghasilkan batu bara kokas keras dengan kandungan abu dan fosfor sangat rendah serta vitrinit yang tinggi.
- Refleksi Investasi di Akhir Periode Jokowi, Seberapa Canggih Bahlil Tarik Investasi?
- Tak Etis dan Diskriminatif, Materi PP Kesehatan Memberatkan Pedagang
- Siap-Siap, Ini Jadwal MotoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika
Sementara itu, volume penjualan batu bara meningkat signifikan sebesar 43% menjadi 2,59 juta ton, dari periode yang sama tahun sebelumnya 1,28 juta ton. “Volume penjualan ke pasar domestik Indonesia mengalami peningkatan berkat permintaan yang solid dari pabrik-pabrik kokas domestik,” katanya melalui keterangan tertulis dikutip Selasa, 6 Agustus 2024.
Komar menjelaskan bahwa Indonesia menyumbang porsi terbesar penjualan batu bara ADMR sepanjang semester I-2024, yaitu sebesar 37%. Jepang menjadi tujuan ekspor terbesar dengan kontribusi 29% dari total penjualan. “Tujuan ekspor lainnya adalah Korea Selatan dengan kontribusi 15%, diikuti oleh China sebesar 11%, India 5%, dan Malaysia 3%,” terangnya.
Selain itu, pada paruh pertama tahun ini, pengupasan lapisan penutup mencapai 10,36 juta bank cubic meter (Mbcm), meningkat 37% secara tahunan. Hal ini menghasilkan nisbah kupas sebesar 3,48 kali, atau naik 17% dibandingkan semester I-2023.
Komar menambahkan bahwa peningkatan ini didorong oleh kinerja kontraktor yang baik dan kondisi cuaca yang kondusif. Di sisi lain, ia juga menyampaikan bahwa investasi dalam fasilitas dan infrastruktur untuk mendukung peningkatan volume berjalan lancar.
Saat ini, ADMR sedang mengerjakan beberapa proyek fasilitas dan infrastruktur dari tambang hingga pelabuhan. Tahap awal peningkatan jalan angkutan mencakup jalur sepanjang 39 km, dan pada semester I-2024, perusahaan telah mulai mengaplikasikan chipseal di beberapa bagian jalan angkutan tersebut.
"Perusahaan juga telah mencapai progres yang baik pada pembangunan konveyor pemuatan tongkang kedua yang akan memiliki laju muat 3.000 ton per jam, sehingga meningkatkan kapasitas pemuatan tongkang," tambahnya.
- Ekonomi Indonesia Kuartal II-2024 Tumbuh 5,05 Persen
- Pengenaan Cukai pada Makanan Cepat Saji Dinilai Rugikan UMKM
- Daisy Taniredja, Dedikasi untuk Koperasi dan Kesederhanaannya
Anggarkan Capex
Sebelumnya Direktur ADMR Heri Gunawan mengatakan perusahaan telah mengalokasikan belanja modal (capital expenditure atau capex) senilai US$175 juta hingga US$250 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk tahun in.
Heri bilang sebagian dari anggaran capex ADMR ini akan diambil dari laba bersih tahun 2023 yang tercatat sebesar 440,88 juta dolar AS. Ia mengungkapkan hingga kuartal I-2024, perusahaan telah menggunakan belanja modal sebesar US$77,1 juta.
Nominal tersebut menandakan peningkatan sebesar 257% dibandingkan dengan realisasi pada kuartal I-2023. "Untuk tahun ini, panduan (capex) yang kami siapkan adalah 175 hingga 250 juta dolar AS. Anggaran tersebut akan digunakan untuk smelter dan infrastruktur," katanya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Selain itu, ADMR menargetkan total produksi batu bara metalurgi sebesar 5,5 hingga 6,5 juta ton pada tahun ini. Target penjualan batu bara metalurgi pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 4,9 hingga 5,4 juta ton, meningkat 9,9 hingga 21,1 persen dibandingkan dengan realisasi penjualan tahun 2023 yang mencapai 4,5 juta ton.