Massa yang tergabung dalam Barisan Masyarakat Anti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (BASMI KKN) melakukan aksi unjuk rasa dengan membawa sawit di Jakarta, Jumat, 27 Mei 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Produksi CPO Dharma Satya Nusantara (DSNG) Tahun 2022 Melonjak 17 Persen

  • PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatat produksi crude palm oil (CPO) pada tahun sebesar 640 ribu ton selama tahun 2022. Capaian tersebut melonjak 17% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan sebelumnya.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatat produksi crude palm oil (CPO) pada tahun sebesar 640 ribu ton selama tahun 2022. Capaian tersebut melonjak 17% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan sebelumnya. 

Peningkatan ini menunjukkan kembalinya pola produksi normal sejak semester kedua tahun ini, setelah dua tahun berturut-turut mengalami penurunan akibat dampak lanjutan El-Nino. 

Adapun pada tahun lalu, total produksi Tandan Buah Segar (TBS) perseroan mencapai 2,2 juta ton, atau naik 14% dari tahun 2021, dengan yield kebun inti yang mencapai 22 ton per hektar. 

Direktur Utama Dharma Satya Nusantara Andrianto Oetomo mengungkapkan produktivitas kebun perseroan saat ini sudah menunjukkan gejala pemulihan, yang ditandai dengan peningkatan produksi TBS sejak semester kedua tahun 2022. 

“Sepanjang tahun lalu, produksi TBS kami terus menunjukkan tren peningkatan dengan produksi tertinggi dicapai pada kuartal keempat. Kami optimistis produksi tahun 2023 juga akan lebih baik dibandingkan tahun 2022,” katanya melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 30 Januari 2023.

Meskipun demikian, DSNG tetap mengantisipasi kemungkinan dampak curah hujan yang tinggi pada tahun 2023 yang dapat berpengaruh pada tingkat ekstraksi maupun level Free Fatty Acid (FFA). 

Sepanjang tahun 2022, OER kebun DSNG 22,76%, dengan tingkat FFA di atas 3% akibat tingginya curah hujan yang menghambat proses transportasi TBS dan CPO. Pada tahun 2022, DSNG juga mencatat kenaikan volume penjualan CPO sebesar 17% menjadi 640 ribu ton. 

Sementara itu, harga rata-rata penjualan CPO perseroan ikut meningkat hingga 21% menjadi Rp11,2 juta per ton, dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp9,2 juta per ton, akibat berkurangnya persediaan minyak nabati global.

Andrianto turut menyatat kenaikan volume penjualan Palm Kernel Oil (PKO) tahun 2022 sebesar 26% menjadi 39 ribu ton, dengan harga rata-rata juga meningkat sebesar 6% menjadi Rp17,5 juta per ton dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp16,5 juta per ton. 

“Dengan kenaikan volume penjualan dan harga rata-rata, baik CPO maupun PKO tersebut, kami optimistis kinerja finansial pada tahun 2022 akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2021, mengingat segmen kelapa sawit memberikan kontribusi sekitar 80% dari total pendapatan perseroan,” papar dia.

Pada tahun 2023, lanjut Andrianto, pihaknya akan membangun satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) baru di Kalimantan Barat, dengan kapasitas sebesar 30 ton TBS per jam. Pembangunan PKS ini akan dimulai pada kuartal II 2023 dan diperkirakan akan siap beroperasi pada 2025. 

Apabila PKS tersebut sudah beroperasi secara penuh, maka dengan tambahan PKS baru tersebut, perseroan akan memilliki 15 PKS dengan total produksi mencapai 705 ton per jam pada akhir tahun 2025. Sementara segmen usaha produk kayu DSNG juga mencatat kinerja yang baik sepanjang tahun 2022, khususnya produk panel. 

Sepanjang 2022, volume penjualan panel meningkat 6% dengan harga jual rata-rata melonjak 21% menyusul adanya peningkatan permintaan dari Jepang dan strategi mixed product untuk produk panel yang memiliki nilai tambah.