<p>Sejumlah pekerja tengah menyelesaikan pembuatan furniture di PT Funisia Perkasa, Juru Mudi Baru Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Banten, Selasa 13 Oktober 2020. Dimasa pandemi walaupun pasar lokal sedikit berkurang namun pemintaan dari pasar ekspor cukup tinggi walaupun terkendala dalam proses pengiriman. Pengusaha berharap agar pemerintah bisa tetap mendukung dan memperhatikan sektor industri ini khususnya dalam hal ekspor produk. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Nasional

Produksi dan Investasi Adalah Kunci Pemulihan Industri dari Ancaman PHK Massal

  • Untuk meredam gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), Kementerian Perindustrian terus menjaga aktivitas produksi dan investasi di sektor industri.

Nasional
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Untuk meredam gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), Kementerian Perindustrian terus menjaga aktivitas produksi dan investasi di sektor industri.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan hal itu dengan catatan, operasional di sektor industri manufaktur tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku.

“Salah satu cara mencegah meluasnya PHK yakni dengan membuat industri tetap beroperasi di tengah ancaman pandemi,” kata dia dalam siaran pers, Selasa, 10 November 2020.

Tak kalah penting dari produksi adalah dengan menjaga realisasi investasi. Pasalnya, investasi akan membawa dampak luas bagi perekonomian nasional seperti penguatan struktur manufaktur sehingga memacu daya saing hingga kancah global.

Selain itu, multiplier effect lain dari investasi sektor industri yang masuk adalah penyerapan tenaga kerja yang banyak. 

“Jadi, artinya investasi merupakan salah satu kunci untuk mencegah PHK,” tambah Agus.

Investasi Naik

Merujuk data Kementerian Perindustrian per September 2020, investasi di sektor manufaktur mencapai Rp201,9 triliun. Setara dengan 33% dari total nilai investasi nasional sebesar Rp611,6 triliun. 

Penanaman modal pada sembilan bulan tahun ini meningkat apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 yakni Rp147,3 triliun.

Adapun subsektor yang memberikan sumbangsih terbesar pada devisa selama Januari-September 2020, yakni investasi dari industri logam, mesin dan elektronik yang menembus Rp77,8 triliun.

Berikutnya, industri makanan sebesar Rp40,5 triliun serta industri kimia dan farmasi berkisar Rp35,6 triliun.

Dengan kinerja itu, agus optimisme resiliensi sektor industri manufaktur di Indonesia masih cukup kuat saat pandemi. Hal ini terbukti dengan banyaknya pengajuan Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI) dari perusahaan.

Selain itu, hasil survei dari IHS Markit menunjukkan Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia bulan Oktober menembus level 47,8. Naik dibanding capaian pada September yang menempati posisi 47,2.

“Peningkatan konsumsi masyarakat dan  kedisiplinan masyarakat menjaga protokol kesehatan juga menjadi kunci,” tegasnya. (SKO)