Potret ladang jagung
Makroekonomi

Produksi Diramal Surplus, Pemerintah Tetap Impor Jagung

  • Pemerintah berencana mengimpor 500 ribu ton jagung meski produksi lokal diperkirakan surplus tahun ini. Upaya tersebut diklaim tidak akan mengganggu harga jagung di tingkat petani.

Makroekonomi

Chrisna Chanis Cara

JAKARTA—Pemerintah berencana mengimpor 500 ribu ton jagung meski produksi lokal diperkirakan surplus tahun ini. Upaya tersebut diklaim tidak akan mengganggu harga jagung di tingkat petani. 

Hal itu disampaikan Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi dalam keteragan resmi, Rabu 11 Oktober 2023. Pihaknya mengatakan prognosa neraca jagung sepanjang 2023 memang menunjukkan posisi surplus. 

Merujuk laporan Badan Pangan Nasional (Bapanas), perkiraan produksi jagung Tanah Air tahun ini sebesar 18,19 juta ton. Sementara kebutuhan dalam negeri sendiri hanya 16,66 ton. “Namun pada kuartal empat tahun ini, neraca komoditas jagung menunjukkan angka defisit,” kata Arief.

Hal tersebut membuat pemerintah mengambil kebijakan impor untuk menjaga stabilitas harga. Data Bapanas menyebut realisasi impor jagung pada Januari-Agustus 2023 mencapai 606.329 ton. Sementara, rencana impor jagung  selama September - Desember 2023 adalah 375.646 ton. 

Artinya, total jagung yang diimpor akan mencapai 981.975 ton. Kementerian Pertanian (Kementan) tak menjelaskan apakah rencana impor 500 ribu ton jagung sudah termasuk rencana impor kuartal keempat tahun ini. 

Plt Mentan hanya menyebut impor jagung penting untuk stabilisasi harga, terutama di tingkat peternak ayam. Peraturan Badan Pangan Nasional No. 5-2022 mengatur Harga Acuan Penjualan (HAP) di tingkat peternak adalah Rp5.000 per kilogram (Kg). 

Saat ini, rata-rata nasional harga jagung di tingkat peternak telah menyentuh Rp7.000 per kg. Dengan demikian, harga jagung rata-rata nasional di tingkat peternak saat ini lebih tinggi 40% dari HAP yang diatur pemerintah. 

Arief menjelaskan kenaikan harga jagung berpotensi mengerek harga daging ayam dan telur di pasaran. Oleh karena itu, pihaknya menegaskan stabilisasi harga perlu dilakukan sesegera mungkin. “Impor perlu dilakukan secara bertahap mulai bulan ini untuk memenuhi kebutuhan jagung pakan.”

Sebagai informasi, harga daging ayam dan telur ayam justru menurun selama sepaan terakhir. Rata-rata nasional harga daging ayam tercatat melemah Rp210 per Kg menjadi Rp 34.940 per Kg. Adapun harga telur turun Rp570 per Kg menjadi Rp27.710 per Kg.