<p>Lapangan lepas pantai PT Pertamina Hulu Mahakam. / Facebook @pertaminahulumahakam</p>
Industri

Produksi Gas Pertamina Mahakam Lampaui Target

  • PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mencatat rata-rata produksi gas wilayah kerja (WK) Mahakam mencapai 658,5 million standard cubic feet per day (mmscfd) pada kuartal I-2020.

Industri

Aprilia Ciptaning

PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mencatat rata-rata produksi gas wilayah kerja (WK) Mahakam mencapai 658,5 million standard cubic feet per day (mmscfd) pada kuartal I-2020.

Angka produksi tersebut melampau target teknis work program and budget (WO&B) tahun 2020 yang sebesar 590 mmscfd.

General Manager PHM John Anis mengatakan produksi gas dan minyak bumi di WK Mahakam tetap berjalan dengan baik di tengah pandemi virus corona (COVID-19).

“Produksi likuid yang berupa minyak dan kondensat mencapai 30,34 ribu barel per hari (kbpd). Lebih tinggi dari target teknis yang sebesar 28,43 kbpd,” ungkap John dalam siaran tertulis di Jakarta, Selasa, 28 April 2020.

Capaian tersebut, lanjutnya, diperoleh berkat penambahan produksi dari sejumlah sumur baru yang selesai dibor pada 2019. Sumur tersebut mulai berproduksi pada awal tahun ini.

“Upaya pemeliharaan sumur yang ada juga dilakukan dengan baik,” terang John.

Meskipun demikian, ia mengakui ada beberapa hal yang harus dicermati ke depannya, salah satunya dampak penurunan harga minyak mentah dunia terhadap permintaan produksi migas.

Seperti diketahui, harga minyak dunia anjlok hingga di bawah US$30 per barel. Turunnya harga tersebut merupakan dampak dari lemahnya permintaan global akibat kebijakan karantina wilayah yang diterapkan oleh banyak negara.

John pun menegaskan, pihaknya akan mengupayakan agar perusahaan tetap menjaga cost efficiency melalui pengeboran dan pemeliharaan sumur.

Pada tahun ini, pihaknya telah menargetkan sebanyak 117 sumur tajak dan dua sumur eksplorasi. Hingga kuartal I-2020, 31 sumur telah ditajak.

“Ini adalah upaya memaksimalkan cadangan hidrokarbon yang tersedia karena cadangan dari sumur sudah marginal,” kata John.

Sebagai informasi, kegiatan eksplorasi dan produksi WK Mahakam diawali pada tahun 1972 dengan penemuan lapangan minyak lepas pantai pertama di dekat Delta Mahakam yang diberi nama Bekapai.

Survei seismik kemudian dilakukan lebih lanjut hingga ditemukannya lapangan-lapangan lain di WK Mahakam, yakni Handil (1974), Tunu (1977), Tambora (1980), Peciko (1983), Sisi (1986), dan Jempang (1990).

Perpanjangan kontrak WK Mahakam hingga Maret 2017 ditandatangani pada 1991 dan pada 1996 dilakukan amandemen hingga Desember 2017.

Selama hampir lima dekade, WK Mahakam telah berhasil menjadi penghasil gas terbesar di Indonesia dan merupakan salah satu tonggak pencapaian industri migas Indonesia.

Pada 1 Januari 2018 PT Pertamina Hulu Mahakam yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia, entitas dari PT Pertamina (Persero) resmi mengelola WK Mahakam sebagai operator. (SKO)