Baterai untuk mobil Hyundai Electrik di generasi terbarunya nanti dipamerkan pada pameran Otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Tangerang. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Industri

Produksi Komponen Mobil Listrik, INKA dan Barata Indonesia Gandeng Anak Usaha Bakrie & Brothers (BNBR)

  • Nantinya PT Barata Indonesia akan melakukan produksi casting untuk komponen bus listrik tersebut. Mulai dari Front Swing Arm, Front Disc Brake Casing, Front Wheel Hub, Steering Link serta Front Connector Pad.
Industri
Yosi Winosa

Yosi Winosa

Author

JAKARTA -PT Barata Indonesia (Persere) bersama PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA menggandeng PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) untuk memproduksi komponen otomotif berbasis kendaraan listrik.

Direktur Utama INKA Andy Budiman mengatakan, sesuai Head of Agreement (HOA) yang telah disepakati, ketiga perusahaan akan berkolaborasi mengembangkan komponen otomotif terutama untuk kendaraan listrik dalam rangka menciptakan ekosistem industri komponen kendaraan listrik.

Ketiga perusahaan akan bekerja sama dalam hal pengembangan komponen otomotif terutama untuk kendaraan listrik, pengujian performansi dan durability komponen otomotif hasil pengembangan bersama serta implementasi komponen hasil pengembangan dalam kendaraan listrik. 

“Untuk tahap pertama kolaborasinya akan diimplementasikan pada transportasi bus listrik yang dibuat oleh PT INKA (Persero),” kata dia dalam laman resmi, dikutip Jumat, 16 September 2022.

Ditambahkan Adny, INKA mendukung Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) dan sedang memproduksi 53 unit bus listrik, dimana 30 unit di antaranya akan digunakan untuk transportasi KTT G-20 dan setelah KTT G-20 akan dioperasikan semuanya oleh Perum DAMRI di Bandung dan Surabaya.

“TKDN pada bus listrik generasi pertamanya, PT INKA (Persero) sudah mencapai 42% dan pada tahun ini telah mencapai 60% TKDN dan selanjutnya sedang ditingkatkan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi yang mengikutsertakan industri lokal dalam pembuatan bus listrik,” tambah Andy.

Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono menegaskan, kerja sama ketiga perusahaan akan difokuskan pada 4 hal, yakni riset dan pengembangan; co-manufacture; repower atau konversi kendaraan konvensional menjadi listrik; dan pengembangan ekosistem yang berkelanjutan (sustainable ecosystem).

Menurut Gilarsi, dalam hal riset dan pengembangan, para pihak terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan atau universitas baik yang telah bekerjasama dengan INKA maupun VKTR. 

Para pihak juga secara bersama-sama menjadi manufaktur (co-manufacture) mulai dari bentuk proses desain hingga manufaktur komponen-komponen mekanik maupun elektronik untuk transportasi listrik. 

Dalam hal konversi kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik (repower) kerja sama akan dilaksanakan dalam hal proses konversi serta desain dan manufaktur komponen-komponen yang dibutuhkan. 

“Dalam hal pengembangan ekosistem berkelanjutan, kerja sama akan dilaksanakan dalam bentuk pengadaan transportasi berbasis listrik yang lebih ramah lingkungan untuk sejumlah destinasi wisata – target utama kami antara lain area Sarangan, Bromo, Borobudur dan Dieng,” tegas Gilarsi.

Sementara Direktur Pemasaran PT Barata Indonesia (Persero), Sulistyo Handoko mengatakan Barata Indonesia siap mendukung kebutuhan industri transportasi nasional dengan TKDN yang tinggi lewat kolaborasi ini yang dinilai akan menciptakan produk subtitusi impor. Apalagi, Barata memiliki spesialisasi dan kompetenasi di produk casting

Nantinya PT Barata Indonesia akan melakukan produksi casting untuk komponen bus listrik tersebut. Mulai dari Front Swing Arm, Front Disc Brake Casing, Front Wheel Hub, Steering Link serta Front Connector Pad.