Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur.
Industri

Produksi Lampaui Target, Kilang Balikpapan Pertamina Bisa Tekan Defisit Migas Rp38 Triliun

  • Pertamina menyatakan produksi minyak di kilang Balikpapan dapat mensubtitusi impor BBM.
Industri
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyatakan kapasitas produksi dari proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur berhasil melampaui target yang dipatok pada 2021.

Hingga akhir tahun lalu, proyek pengolahan minyak dan gas (migas) yang dikelola oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) tersebut terealisasi sebesar 47% dari target 45,54%.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan, saat ini kapasitas kilang Balikpapan mencapai 260.000 barel per hari. Pertamina menargetkan kapasitas tersebut bisa naik hingga 360.000 barel per hari saat RDMP Balikpapan sudah beroperasi penuh pada 2023.

Dari jumlah tersebut, kilang ini akan menghasilkan 319.000 barel bahan bakar minyak (BBM) per hari. Kemudian sisanya adalah produk liquid petroleum gas (LPG) dan petrokimia berupa propylene.

Nicke mengatakan, jika selesai dikerjakan, proyek RDMP Balikpapan akan mensubstitusi produk impor dengan produk-produk bernilai jual tinggi seperti Gasoline dengan Kualitas EURO V dan juga produk Petrokimia Propylene yang kebutuhannya masih sangat tinggi.

Secara keseluruhan, produksi ini diproyeksikan dapat menekan defisit neraca migas hingga US$2,65 miliar setara Rp38 triliun per tahun (asumsi kurs Rp14.323 per dolar Amerika Serikat).

"Melalui RDMP Balikpapan, produk-produk Non-BBM seperti LPG akan naik pesat 48 kilo ton per tahun menjadi 384 kilo ton per tahun. Paralel, produk BBM seperti Gasoline, Diesel dan Avtur juga naik drastis dengan total produksi menjadi 319.000 barel/hari," ungkap Nicke saat meninjau langsung proyek RDMP Balikpapan, Sabtu, 8 Januari 2022.

Untuk diketahui, proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan di Kalimantan Timur ini menelan investasi US$7 miliar atau sekitar Rp100,2 triliun.

Proyek pembangunan infrastruktur terbesar Pertamina ini juga akan meningkatkan kompleksitas kilang dalam mengoptimalkan penggunaan bahan baku dan dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi dan pada akhirnya akan meningkatkan ketahanan energi nasional.

Lebih lanjut, sepanjang 2021, Pertamina berhasil menuntaskan sembilan tonggak pencapaian besar pada megaproyek RDMP Balikpapan. Capaian tersebut meliputi empat komponen utama yakni engineering, procurement, construction, dan commissioning.  

"Melihat progres pengembangan kilang on track, kami optimis proyek RDMP Balikpapan dapat on stream sesuai target di tahun 2024," kata Nicke.

Kesembilan pencapain yang berhasil dituntaskan sepanjang 2021 antara lain: pertama, Delivery 3 Units of Boiler dan pipa Lawe-Lawe pada Februari 2021. Kedua, Delivery Alkylation Reactor pada Maret 2021. Ketiga, Operational Acceptance Relokasi Flare pada April 2021. Keempat, Delivery 5 unit Steam Turbine Generator pada Juni 2021.

Di paruh kedua 2021, Pertamina juga berhasil menuntaskan lima milestone yakni, Delivery C3 Splitter dan mechanical completion RFCC Feed Tank (Juli), Delivery RFCC Disengager/Stripper and Regenerator serta pemasangan Alkylation Reactor (Agustus).

Alkylation Reactor merupakan komponen penting dalam memproduksi alkylate yang nantinya bisa menghasilkan produk gasoline standar Euro 5.

Pada September 2021, Pertamina berhasil melakukan commissioning RFCC Feed Tank dan pemasangan Steam Turbin Generator A dilanjutkan dengan Completion Assembly Ringer Crane 2.800 ton serta pemasangan Propane/Propylene Splitter pada Oktober 2021.

Pemasangan Column Propane atau Propylene Splitter, sebuah peralatan penting yang berfungsi untuk memisahkan propylene product dari propane product.

Di akhir tahun 2021, Pertamina berhasil menuntaskan milestone ke-9 yakni commissioning RFCC Feed Tank dan pemasangan RFCC 1st  Regenerator.

Bersamaan dengan pelaksanaan RDMP Balikpapan, Pertamina juga melakukan ekspansi pembangunan terminal crude oil di Lawe-Lawe di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Proyek ini meliputi jalur pipa lepas pantai (offshore) dan darat (onshore) sepanjang total 41 km dan dua tangki raksasa dengan total kapasitas 2.000.000 barrel yang akan menjadi komponen penunjang Terminal Lawe-Lawe.