Vale Indonesia
Industri

Produksi Nikel Vale (INCO) 2022 Turun 8,82 Persen, Ini Penyebabnya!

  • PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan hasil produksi sepanjang tahun 2022 sebanyak 60.900 metrik ton nikel dalam matte. Angka tersebut turun 8,82% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan tahun 2021 dengan jumlah produksi 65.388 metrik ton nikel dalam matte.

Industri

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan hasil produksi sepanjang tahun 2022 sebanyak 60.900 metrik ton nikel dalam matte. Angka tersebut turun 8,82% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan tahun 2021 dengan jumlah produksi 65.388 metrik ton nikel dalam matte.

CEO sekaligus Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan kinerja penurunan jumlah produksi disebabkan keterlambatan penyelesaian pembangunan kembali salah satu tanur milik perseroan.

“Kinerja Tanur 1, Tanur 2 dan Tanur 3 berada di atas anggaran untuk tahun 2022, namun produksi tahunan secara keseluruhan lebih rendah dari target kami sebelumnya terutama karena keterlambatan dalam penyelesaian pembangunan kembali Tanur 4,” ujarnya melalui siaran pers, Selasa, 31 Januari 2023.

Secara kuartalan, perseroan juga mengalami penurunan jumlah produksi. Pada kuartal kuartal IV-2022, perseroan hanya berhasil memproduksi 16.183 metrik ton nikel dalam matte, lebih rendah 8,22% dibandingkan dengan capaian kuartal III-2022 dengan total produksi 17.513 metrik ton nikel dalam matte.

Pada November 2022, perseroan resmi melaksanakan groundbreaking proyek smelter nikel di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. 

Proyek yang beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI) ini menelan dana investasi sebesar Rp67,5 triliun untuk pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL) dan tambang. 

Berdasarkan keterbukaan informasi, proyek ini akan melibatkan sekitar 12.000 lapangan kerja untuk konstruksi. Proyek Blok Pomalaa telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan menggunakan teknologi (HPAL) Huayou untuk menghasilkan hingga 120.000 ton nikel per tahun. 

Blok HPAL Pomalaa ditargetkan untuk menghasilkan produk yang disebut Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang dapat diolah lebih lanjut menjadi material yang cocok untuk baterai kendaraan listrik.

Di lantai bursa, saham INCO naik 1,37% menuju level Rp7.425 per lembar pada akhir penutupan perdagangan Selasa, 31 Januari 2023. Pada kesempatan yang sama, perseroan mencatat kapitalisasi pasar sebanyak Rp73,78 triliun.