Ilustrasi lokasi pertambangan emas, tembaga, nikel, batu bara, dan mineral lain / Dok. Archi Indonesia
Energi

Produksi Nikel Vale Indonesia Tembus 51,6 Ribu Ton pada Kuartal III-2023

  • PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatkan adanya kenaikan pada tingkat produksi nikel matte hingga kuartal III-2023. Hingga September 2023 INCO telah memproduksi 51.644 ton nikel matte.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatkan adanya kenaikan pada tingkat produksi nikel matte hingga kuartal III-2023. Hingga September 2023 INCO telah memproduksi 51.644 ton nikel matte.

Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy mengungkapkan, realisasi ini naik 17,6% dari produksi di periode yang sama tahun lalu yang hanya 43.907 ton nikel dalam matte.

"Kegiatan pemeliharaan skala besar yang direncanakan berhasil diselesaikan pada semester pertama 2023. Lalu dikombinasikan dengan keandalan aset perusahaan yang berkontribusi pada peningkatan produksi sebesar 6 persen pada kuartal III-2023," katanya dikutip pada Kamis, 19 Oktober 2023.

Lebih lanjut, pada kuartal III-2023 sendiri, INCO memproduksi 17.953 ton nikel dalam matte. Angka ini naik 2,5% dari produksi kuartal III-2022 yang sebesar 17.513 ton nikel matte.  Realisasi ini juga naik 6% dari produksi di kuartal II-2023 yang sebesar 16.922 ton nikel dalam matte.

Adapun, peningkatan produksi nikel 18% sepanjang 9 bulan 2023 didukung kembali beroperasinya Furnace 4 ke performa optimal setelah menjalani pembangunan kembali pada 2022. INCO pun optimistis mencapai target produksi 70.000 ton tahun ini.

Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengaku telah menyiapkan investasi sekitar US$9 miliar atau setara dengan Rp138,24 triliun. Hal ini akan dipersiapkan untuk pengembangan proyek smelter nikel yaitu Sorowako, Bahodopi, dan Pomalaa.

Wakil Presiden Direktur INCO Adriansyah Chaniago mengatakan, perseroan diakui telah mendapat perizinan yang cukup progresif dari pemerintah untuk menopang kemajuan ketiga proyek tersebut.

Untuk progres proyek Bahodopi telah menyelesaikan 80% perizinan dan Pomalaa telah mendapat sekitar 50% dari perizinan yang diperlukan untuk mengesekusi komitmen investasi tersebut.