Produksi Nikel Vale Indonesia Turun di Kuartal I-2022, Saham INCO Malah Melambung
- Jumlah produksi nikel pada triwulan pertama tahun ini anjlok 19% dibandingkan dengan volume produksi yang direalisasikan di kuartal IV-2021 sebanyak 17.015 metrik ton nikel. Sedangkan secara tahunan, produksi nikel INCO melorot sekitar 9% (year-on-year/yoy) dari 15.198 metrik ton nikel.
Korporasi
JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan total produksi nikel selama kuartal I-2022. Pada periode tiga bulan pertama tahun ini, perseroan mencatat penurunan jumlah produksi.
CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia, Febriany Eddy mengungkapkan bahwa perseroan membukukan produksi 13.827 metrik ton nikel dalam matte pada hingga akhir Maret 2022.
Jumlah produksi nikel pada triwulan pertama tahun ini anjlok 19% dibandingkan dengan volume produksi yang direalisasikan di kuartal IV-2021 sebanyak 17.015 metrik ton nikel. Sedangkan secara tahunan, produksi nikel INCO melorot sekitar 9% (year-on-year/yoy) dari 15.198 metrik ton nikel.
Febriany menjelaskan penurunan total volume produksi nikel ini disebabkan adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali Tanur 4. Menurutnya, ini merupakan proyek pemeliharaan penting yang memastikan keamanan dan kelangsungan operasi di masa depan.
“Kami tetap optimistis dan sejalan untuk mencapai rencana produksi penuh tahun 2022 kami,” ujarnya melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 19 April 2022.
Sepanjang tahun 2021, perseroan berhasil mencetak laba bersih sebesar US$167,20 juta. Angka itu meroket 112,5% yoy dibandingkan dengan laba bersih pada akhir tahun 2020 dengan nilai US$78,68 juta.
Peningkatan keuntungan disebabkan oleh pendapatan yang membumbung. Dengan pertumbuhan sekitar 25% yoy, INCO mencatat pendapatan sebanyak US$953,2 juta pada tahun lalu dari US$764,74 juta di tahun sebelumnya.
Sejatinya, kondisi ini tidak dapat dipisahkan dengan pelesatan harga komoditas, termasuk nikel pada tahun lalu. Perseroan mengaku mendapat harga rata-rata pengiriman nikel dalam matte senilai US$14.309 per ton. Sedangkan di tahun sebelumnya harga rata-rata nikel sekitar US$10.498 per ton.
Di lantai Bursa, saham INCO kembali diapresiasi oleh para pelaku pasar. Hal ini dapat dilihat dari harganya yang menguat hingga 4,52% ke level Rp8.675 per lembar saham pada akhir sesi perdagangan Selasa, 19 April 2022. Padahal, sehari sebelumnya saham INCO telah melesat 4,08%.