Produksi Panas Bumi Naik, Pertamina Geothermal (PGEO) Catat Pertumbuhan Kinerja
- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja secara tahunan pada semester I-2023, baik pada sisi pendapatan maupun keuntungan.
Pasar Modal
JAKARTA – Emiten energi panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja secara tahunan pada semester I-2023, baik pada sisi pendapatan maupun keuntungan.
Mengutip laporan keuangannya, Rabu, 26 Juli 2023, laba bersih perseroan melonjak 30% year-on-year (yoy) menjadi US$92,7 juta dari US$71,3 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan bottom line PGEO ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar 12% yoy dari US$184,7 juta pada paruh pertama 2022, menjadi US$206,7 juta selama enam bulan pertama tahun ini.
Perseroan juga sukses meningkatkan tingkat produksi panas bumi menjadi listrik sebesar 8% yoy menjadi 2.397,2 giga watt hour (GWh). Kondisi ini juga diikuti oleh membaiknya EBITDA perseroan yang meningkat sekitar 13% menjadi US$175,5 juta.
- Geliat Pelaku UMKM Kian Meningkat, BRI Bidik Porsi Loan at Risk Kembali Single Digit
- OJK Tetapkan Saham Mandiri Herindo (MAHA) Sebagai Efek Syariah
- Perbedaan UMR Tertinggi di Indonesia, Kabupaten Karawang Masih Memimpin
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Nelwin Aldriansyah mengatakan bahwa keberhasilan perseroan dalam mempertahankan pertumbuhan kinerja keuangan beriringan dengan penguatan operasional dan program efisiensi yang dilaksanakan.
Menurutnya, catatan kinerja ini juga didorong oleh ekspansi yang dilakukan perseroan serta penekanan beban utang. "Basis keuangan yang kuat ini mendorong kami untuk terus tumbuh secara berkelanjutan guna menyediakan energi hijau yang andal dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia," ujarnya kepada wartawan, dikutip Rabu, 26 Juli 2023.
Dari postur kewajiban, PGEO membukukan penurunan total utang dariUS$ 935 juta menjadi US$ 731 juta dengan utang bersih yang menyusut menjadi US$66,95 juta. Dengan catatan itu, rasio utang terhadap ekuitas (DER) turun menjadi 39%.