<p>Minuman beralkohol bir Anker milik PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) / Deltajkt.co.id</p>
Industri

Produsen Bir Anker Buka Suara Soal Kepemilikan Saham Pemprov DKI Jakarta

  • Tidak ada perubahan atas porsi kepemilikan saham di DLTA. Jumlah saham Pemerintah Daerah DKI Jakarta tetap 210.200.700 lembar saham setara dengan 26,25%.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – PT Delta Djakarta Tbk (DLTA), produsen bir Anker akhirnya angkat bicara soal penambahan saham Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta di perusahaannya.

Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Delta Djakarta Alan DV Fernandez menyebut, penambahan saham Pemprov DKI Jakarta di DLTA merupakan sebuah kesalahan. Dugaannya, kesalahan itu merupakan tipo dari Biro Administrasi Efek PT Raya Saham Registra.

Sejauh ini, kata dia, tidak ada perubahan atas porsi kepemilikan saham di DLTA. Jumlah saham Pemerintah Daerah DKI Jakarta tetap 210.200.700 lembar saham setara dengan 26,25%.

“Dan jumlah saham San Miguel Malaysia (L) Pte Ltd tetap sebesar 467.061.150 lembar saham setara dengan 58,33%,” ungkap Alan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 13 November 2020.

Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi BEI pada 9 November 2020, dituliskan bahwa saham DKI Jakarta di DLTA mencapai 58,33% atau 467,06 juta lembar. Jumlah ini didapat Pemprov DKI Jakarta usai mengambil alih sebanyak 32% atau 256,86 juta lembar saham San Miguel Malaysia.

Nilai tersebut setara Rp1,03 triliun dengan asumsi harga penutupan saham terakhir DLTA pada Jumat, 13 November 2020 yang menyentuh level Rp4.000 per lembar.

Saham Mayoritas

Dengan tambahan ini, Pemprov DKI Jakarta resmi menjadi pemegang saham mayoritas DLTA dengan total kepemilikan 467,06 juta saham atau 58,33%.

Secara rinci, kini kepemilikan saham DLTA pun dikuasai oleh Pemprov DKI Jakarta (58,33%), San Miguel Malaysia (26,25%), dan investor publik (15,41%).

Pembelian saham produsen bir Anker ini menjadi kontras dengan janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang ingin melepas saham DLTA. Saat masih berstatus sebagai calon gubernur, Anies sempat berjanji menjual saham DLTA dan mengalokasikan dananya untuk membangun fasilitas publik.

“Dari sisi keuntungan juga tidak menguntungkan. Dari sisi kebutuhan warga, warga justru lebih membutuhkan air bersih daripada air minuman keras. Jadi dari air minuman keras untuk air minum, minuman keras untuk air bersih,” terang Anies pada 24 Januari 2017. (SKO)