Produsen Pupuk SAMF Bidik Penjualan Tumbuh 20 Persen jadi Rp4,4 Triliun, Ini Strateginya
- Produsen pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) mulai mencatat rekor nilai penjualan pada kuartal I-2023.
Korporasi
JAKARTA - Perusahaan di bidang produksi dan distribusi pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) menargetkan penjualan sebesar Rp4,4 triliun pada 2023, atau meningkat sekitar 20% dari tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Direktur Utama SMAF Yahya Taufik mengungkapkan perusahaan tetap optimistis akan target tersebut meskipun persoalan masih membelit industri pupuk nasional seperti belum optimalnya produksi pupuk sehingga terjadi ketimpangan antara demand dan supply
"Untuk itulah SAMF berkomitmen memastikan kehandalan pabrik, jaminan pasokan bahan baku, dan ketepatan waktu distribusi baik dari sisi bahan baku maupun produk,” ujar Yahya, dalam keterangan resmi dikutip Selasa, 2 Mei 2023.
Per kuartal I-2023, SAMF membukukan rekor baru penjualan sebesar Rp1,52 triliun. Angka ini melonjak 81,79% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp839,49 miliar.
Dengan lonjakan penjualan tersebut, laba tahun berjalan perseroan juga ikut meningkat sebesar 84,24% yoy menjadi Rp145,63 miliar pada kuartal I-2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp79,04 miliar.
- Ramai Diperbincangkan, Apa Itu Coachella?
- Sisi Gelap menjadi Leader: Kesepian
- Benteng Romawi yang Hilang Ditemukan di Skotlandia
Yahya Taufik menyampaikan salah satu keberhasilan dalam meningkatkan penjualan dari tahun ke tahun, yaitu perseroan mengimplementasikan manufacturing excellence dan sistem digital fertilizer sebagai upaya memonitor seluruh aspek kinerja pabrik, serta menunjang kinerja produksi.
Dia menjelaskan, kinerja produksi tersebut seperti, pengamanan bahan baku, pemeliharaan mesin, meningkatkan reliability, serta menurunkan angka shutdown di pabrik.
Perseroan mencatatkan aset mencapai Rp2,9 triliun hingga kuartal I-2023, dengan liabilitas sebesar Rp1,70 triliun, dan ekuitas sebesar Rp1,26 triliun.