Produsen Rokok Lain Tertekan, Laba dan Saham Wismilak Justru Semerbak
JAKARTA – Kinerja produsen rokok yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam tekanan. Dari empat perusahaan, tiga di antaranya mencatat penurunan kinerja keuangan. Lihat saja PT HM Sampoerna Tbk. Menutup enam bulan tahun ini, laba bersih emiten dengan kode saham HMSP ini turun 27,83% dari Rp6,77 triliun pada enam bulan tahun 2019 menjadi Rp4,89 […]
Industri
JAKARTA – Kinerja produsen rokok yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam tekanan. Dari empat perusahaan, tiga di antaranya mencatat penurunan kinerja keuangan.
Lihat saja PT HM Sampoerna Tbk. Menutup enam bulan tahun ini, laba bersih emiten dengan kode saham HMSP ini turun 27,83% dari Rp6,77 triliun pada enam bulan tahun 2019 menjadi Rp4,89 triliun.
Penurunan laba bersih HM Sampoerna sejalan dengan pelemahan penjualannya yang turun 11,8% dari Rp50,72 triliun menjadi Rp44,73 triliun.
Serupa, PT Gudang Garam Tbk. juga mengalami penurunan laba bersih. Dalam enam bulan pertama tahun ini, nilai laba bersih emiten dengan kode saham GGRM hanya mencapai Rp3,82 triliun atau turun 10,75% dari periode sama 2019 Rp4,28 triliun.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Meski begitu, emiten dengan nilai kapitalisasi pasar Rp92 triliun ini mencatat kenaikan penjualan. Nilainya Rp53,65 triliun atau naik tipis 1,73% dari periode sama 2019 Rp52,74 triliun.
Adapun salah satu penggerus laba Gudang Garam adalah peningkatan biaya pokok penjualan sebesar 5,14% dari Rp42,79 triliun menjadi Rp44,99 triliun.
Begitu juga dengan PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA). Produsen rokok Bentoel ini mengalami penurunan penjualan hingga 25,65% dari Rp10,21 triliun menjadi Rp7,59 triliun. Namun beban pokok penjualan yang juga ikut turun membuat perseroan berhasil menekan kerugian.
Pada enam bulan pertama 2019, rugi bersih Bentoel mencapai Rp380,59 miliar. Sementara pada periode sama tahun ini, rugi bersih Bentoel tersisa Rp165,44 miliar.
Kinerja Wismilak
Di saat kinerja produsen rokok besar tertekan, kinerja PT Wismilak Inti Makmur Tbk. justru ciamik. Dalam enam bulan pertama tahun ini, emiten dengan kode saham WIIM meraup laba Rp43,61 miliar atau melesat 410,06% dari Rp8,55 miliar pada periode sama 2019.
Pertumbuhan kinerja keuangan Wismilak sejalan dengan penjualannya yang naik 27,71% dari Rp649,31 miliar menjadi Rp829,26 miliar.
Di sisi lain, total beban usaha perseroan hanya naik tipis 8,13% dari Rp190,4 miliar menjadi Rp205,89 miliar.
Keuangan Wismilak juga terbantu dengan adanya pendapatan bunga yang mencapai Rp7,69 miliar. Angka ini terbang 72,03% dari Rp4,47 miliar pada periode sama 2019.
Pergerakkan Harga Saham
Kinerja fundamental emiten-emiten produsen rokok ini pun langsung berdampak pada pergerakkan harga sahamnya.
Seperti saham HMSP. Hingga 30 Juli 2020, saham HMSP turun 18,81% ke level Rp1.705 dari periode akhir 2019 Rp2.100.
Juga harga saham GGRM yang melemah 5,71% dari Rp53.000 per akhir 2019 menjadi Rp49.975.
Saham Bentoel dengan kode RMBA pun anjlok. Per akhir Juli 2020, RMBA ada di level Rp236 atau turun 28,48% dari periode akhir 2019 Rp330.
Adapun saham Wismilak dengan kode WIIM bergerak sesuai dengan kinerja keuangannya. Sepanjang tahun ini hingga 30 Juli 2020, saham WIIM melompat 90,48% dari Rp168 menjadi Rp320.