Profil Amarta Karya, BUMN Konstruksi yang Masuk Pusaran Korupsi
- Sejarah keberadaan perusahaan ini berawal dari dinasionalisasinya salah satu perusahaan asing bernama Robbe Linde & Co yang bermarkas di Kota Semarang pada tahun 1962.
BUMN
JAKARTA - PT Amarta Karya (Persero) belakangan menjadi sorotan setelah direktur utamanya, Catur Prabowo, terseret kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Sebelumnya, Catur bersama Direktur Keuangan Trisna Sutisna juga telah ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan subkontraktor fiktif tahun 2018-2020.
Ada sekitar 60 proyek pengadaan Amarta Karya yang diduga disubkontraktorkan secara fiktif. Kasus tersebut disinyalir mengakibatkan kerugian keuangan negara hingga Rp46 miliar. Lantas, seperti apa sejarah dan sepak terjang Amarta Karya selama ini?
PT Amarta Karya merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang konstruksi. Sejarah keberadaan perusahaan ini berawal dari dinasionalisasinya salah satu perusahaan asing bernama Robbe Linde & Co yang bermarkas di Kota Semarang pada tahun 1962.
Sebelum dicaplok, Robbe Linde & Co merupakan hasil penggabungan dua perusahaan yaitu NV Lindeteves Stokvis dan Fa. De Vri’esRobbe pada tahun 1960 yang bergerak di bidang pembuatan konstruksi baja.
Pasca-nasionalisasi, perusahaan berubah nama menjad PN Amarta Karya dengan tetap mempertahankan bisnis usaha yang telah dijalankan oleh perusahaan sebelumnya.
- Apa Yang Terjadi Jika Seseorang Meninggal di Luar Angkasa?
- Tren Istilah Investasi: Apa Itu Saham Blue Chip
- Zulhas Proyeksi Perdagangan Indonesia-Selandia Baru Capai Rp36,36 Triliun
Memasuki tahun 1972, PN Amarta Karya diubah statusnya menjadi perseroan serta memperlebar sayap usahanya dengan merambah bisnis di bidang pekerjaan sipil, listrik, dan mekanik.
Saat ini, fokus bisnis dari PT Amarta Karya meliputi pada pengembangan manufaktur, infrastruktur, gedung, EPC (Engineering-Procurement-Construction) dan properti.
Pengalaman Proyek
Dalam lini usaha di bidang gedung, terdapat beberapa jenis bangunan yang masuk lini usaha Amarta Karya meliputi kantor, rumah sakit, apartemen, perumahan, lampus, dan asrama.
Pengalaman proyek terkait hal ini yaitu membangun Rumah Sakit Jenderal L.B. Moerdani di Merauke, Laboratorium SNSU BSN Tangerang, Laboratorium Bio Safety Level 3 Universitas Padjajaran dan lain sebagainya.
Kemudian dalam infrastruktur, Amarta Karya memiliki kemampuan untuk membangun jalan dan jembatan, depo, drainase, bandara, dam, dan gudang. Amarta diketahui memiliki pengalaman membangun Jembatan Jalan Tol Ruas Sigli Seksi 2 Banda Aceh, Bandara Internasional Pattimura Ambon, Perpanjangan dermaga Teluk Lamong, hingga beberapa jembatan gantung di sejumlah wilayah.
- Apa Yang Terjadi Jika Seseorang Meninggal di Luar Angkasa?
- Tren Istilah Investasi: Apa Itu Saham Blue Chip
- Zulhas Proyeksi Perdagangan Indonesia-Selandia Baru Capai Rp36,36 Triliun
Sebagai perusahaan pelat merah di bidang karya, Amarta juga berpengalaman dalam proyek EPC dengan membangun pabrik kelapa sawit batee di Aceh, Pintu Air Bolaang Mongondow hingga beberapa proyek pertamina dalam hal pembuatan tanki penampung minyak dan gas.
Amarta Karya mampu melewati perjalanan selama puluhan tahun dalam menjalankan bisnisnya meskipun sempat dalam kondisi PKPU berkat adanya Restrukturisasi di semua aspek sebagai tindakan antisipatif seperti dikutip dari laman Amarta Karya, Selasa 22 Agustus 2023.
Perusahaan pelat merah ini juga telah mendefinisikan ulang visi dan misi sesuai dengan kompetensi inti Perusahaan. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatan kinerja yang akan tercapai