PLN Operasikan Transmisi Baru SUTET 275 KV Muara Enim-Gumawang, TKDN Capai 90 Persen
BUMN

Profil Andi Arief dan Burhanuddin Abdullah Komisaris Baru PLN

  • Pada 1998, Andi Arief termasuk salah satu aktivis mahasiswa yang diculik karena dianggap membahayakan rezim Orde Baru sebelum akhirnya dilepaskan.

BUMN

Debrinata Rizky

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Andi Arief sebagai komisaris independen PT PLN (Persero).

Tak hanya itu, pengangkatan Andi bersamaan dengan Burhanuddin Abdullah yang ditunjuk menjadi Komisaris Utama menggantikan Agus Martowardojo. Bagaimana sepak terjang kedua Komisaris baru PLN ini?

Andi Arief

Andi Arief seorang politikus dari partai Demokrat yang pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sejak 2015. Lelaki kelahiran Lampung 20 November 1970 kini menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu atau Bapilu.

Di sisi karir politik Andi mulai Pak saat ia berkontribusi juga dalam kemenangan presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dengan wakilnya Yusuf Kalla di 2004 Dia kemudian dipercaya menjadi komisaris PT Pos Indonesia Persero.

Sebelum menjajal dunia politik Andi memang telah aktif sebagai aktivis pro demokrasi pada masa mudanya ia lulusan dari Universitas Gadjah Mada atau UGM yang dikenal vokal. Dan sempat menjabat sebagai ketua senat mahasiswa FISIP UGM pada 1993 hingga 1994.

Andi juga pernah menjadi Pemimpin Umum Majalah Mahasiswa Fisipol 1994-1995. Pada 1996, Andi ditunjuk menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Solidaritas Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yang berpayung pada Partai Rakyat Demokratik (PRD).

Pada 1998, ia termasuk salah satu aktivis mahasiswa yang diculik karena dianggap membahayakan rezim Orde Baru sebelum akhirnya dilepaskan.

Burhanuddin Abdullah

Burhanuddin diketahui lahir di Garut, Jawa Barat pada tanggal 10 Juli 1947. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di era Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Selain pernah menjabat sebagai menteri, ia juga merupakan Gubernur Bank Indonesia sejak 2003 hingga 2008 dan merupakan Gubernur untuk International Monetary Fund (IMF), Washington DC, di Indonesia.

Burhanuddin memperoleh gelar Sarjana Pertanian (Ir.) dari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung tahun 1974, Master of Arts (M.A.) di bidang Ekonomi dari Universitas Negeri Michigan, Amerika Serikat (1984), dan Doktor Honoris Causa di bidang Ekonomi dari Universitas Diponegoro (2006).

Sebagaimana diketahui, Burhanuddin Abdullah merupakan Anggota Dewan Pakar dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.

Sebelumnya, PT PLN (Persero) melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Senin, 22 Juli 2024. PLN mengesahkan setoran ke negara sejumlah Rp55,66 triliun.

Setoran tersebut berasal dari dividen sebesar Rp3,09 triliun. Selain itu, ada Pendapatan Pajak (pajak penghasilan, PPN, bea materai, bea masuk, pajak daerah & retribusi daerah) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mencapai Rp52,57 triliun.

“Pada RUPS tahun ini PLN melaporkan laba PLN meningkat 53,12% Year on Year (yoy) dari Rp14,41 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp22,07 triliun pada tahun 2023,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Selasa 23 Juli 2024.

Kinerja keuangan PLN ditopang pertumbuhan penjualan listrik tahun 2023 yang mencapai 288,44 Terrawatt hour (TWh) atau meningkat sebesar 5,36% YoY dari 273,76 TWh pada 2022 lalu. Hal ini berdampak pada total pendapatan Perseroan yang mencapai Rp487,38 triliun pada 2023 atau tumbuh signifikan dibandingkan raihan tahun 2022 yang sebesar Rp46,25 triliun.

Akan tetapi, dalam laporan keuangan kuartal I-2024, keuntungan PLN pada kuartal I-2024 dilaporkan berkurang sebanyak Rp10,52 triliun secara tahunan. Pada kuartal I-2023, PLN mampu meraup Rp16,47 triliun. Namun pada periode yang sama tahun ini, laba bersih PLN ambrol 65,59% yoy jadi Rp5,51 triliun.