<p>Pemilik Grup Indofood, Anthoni Salim. / Nikkei</p>
Industri

Profil Anthoni Salim, Pemilik Indomie yang jadi Orang Terkaya Kelima RI

  • Selain Indofood, Anthoni merupakan sosok di balik gurita jaringan minimarket Indomaret.
Industri
Chrisna Chanis Cara

Chrisna Chanis Cara

Author

JAKARTA—Produk Indomie beberapa terakhir menjadi perbincangan hangat publik. Kali ini bukan karena kenikmatan maupun inovasinya, melainkan temuan zat berbahaya di salah satu produknya. Taiwan menemukan etilen oksida yang notabene zat bersifat karsinogenik di paket bumbu Indomie Rasa Ayam Spesial. 

Taiwan pun langsung menarik produk itu dari peredaran. Belakangan Malaysia mengikuti jejak Taiwan untuk menguji ulang produk bikinan Indofood tersebut. Diketahui Indomie Rasa Ayam Spesial merupakan salah satu produk awal yang dikeluarkan Indofood CBP, anak perusahaan Indofood di Indonesia. 

Varian mie rebus itu bisa dibilang sama legendarisnya dengan Indomie Goreng Spesial. Di balik kesuksesan Indomie menguasai pasar mi instan Indonesia dan sejumlah negara lain, ada sosok taipan bernama Anthoni Salim. Bos Indofood ini merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara mendiang Sudono Salim, pengusaha besar yang dikenal dekat dengan pemimpin Orde Baru, Soeharto. 

Darah bisnis Anthoni Salim atau Liem Hong Sien pun mengalir dari sang ayah. Selain Indofood, Anthoni merupakan sosok di balik gurita jaringan minimarket Indomaret. Kekayaan Anthoni Salim diperkirakan menembus US$7,5 miliar atau setara Rp112,5 triliun (asumsi kurs Rp15.000/dolar AS), merujuk laporan Forbes

Forbes menambahkan produksi Indomie bahkan disebut memberikan pendapatan sekitar US$6,4 miliar atau setara Rp96 triliun pada Anthoni Salim. Gelimang harta itu membuat sang taipan berada di posisi kelima dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Pengusaha kelahiran Kudus itu juga masuk daftar 500 orang terkaya dunia merujuk data Bloomberg Billionaires Index. 

Saat ini Anthoni Salim turut mengomando Grup Salim dengan investasi di bidang ritel, perbankan, makanan, energi hingga komunikasi. Keluarga Salim juga tercatat memiliki saham di perusahaan investasi yang berbasis di Hong Kong, First Pacific. Tahun lalu Salim juga menginvestasikan dana US$1,6 miliar di perusahaan tambang batu bara, Bumi Resources.