<p>Kantor Pusat PT Bank Jago Tbk yang sahamnya dibeli Gojek Indonesia / Dok. Bank Jago</p>
Industri

Profil Bank Jago yang Sahamnya Diborong Gojek Rp2,25 Triliun

  • PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) menambah kepemilikan saham sebanyak 1,96 miliar lembar di PT Bank Jago Tbk (ARTO). Transaksi itu dilakukan melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa (GoPay) dengan nilai Rp1.150 per lembar atau total Rp2,25 triliun.

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA –  PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) menambah kepemilikan saham sebanyak 1,96 miliar lembar di PT Bank Jago Tbk (ARTO). Transaksi itu dilakukan melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa (GoPay) dengan nilai Rp1.150 per lembar atau total Rp2,25 triliun.

Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengungkapkan, investasi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis Gojek. Diharapkan, dengan kemitraan ini maka Gojek dapat memberikan solusi keuangan yang lebih inklusif melalui teknologi.

“Bank berbasis teknologi seperti Bank Jago akan memperkuat ekosistem Gojek sekaligus akan membuka akses yang lebih luas kepada layanan perbankan digital bagi masyarakat Indonesia,” tutur Andre dalam siaran pers yang diterima TrenAsia.com, Jumat, 18 Desember 2020.

Kolaborasi ini, sambung Andre, bakal menjadi awal bagi Gojek untuk menawarkan layanan uang kepada masyarakat dengan lebih komprehensif. Selain itu, kolaborasi bersama Bank Jago ini juga bisa membuka peluang Gojek untuk mengambangkan bisnis modelnya dengan berbagai institusi perbankan lain.

“Kami ingin terus meningkatkan kerjasama seperti ini agar aplikasi Gojek dapat semakin menjadi andalan masyarakat dalam memenuhi berbagai kebutuhan finansial mereka,” kata Andre.

Dengan adanya transasksi ini, maka Gojek telah memiliki total 2,4 miliar saham Bank Jago. Persentasenya mencapai 22,16% dari seluruh saham beredar. Sebelumnya, porsi kepemilikan saham Gojek di ARTO hanya 449,14 juta lembar atau 4,14%.

Sementara itu, PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology (WTT) tetap menjadi pemegang saham mayoritas dengan porsi kepemilikan 51%.

Sejarah Bank Jago

Diketahui, bank yang berdiri pada 1992 ini awalnya memiliki nama PT Bank Artos Indonesia. Berubah namanya menjadi Bank Jago baru dilakukan pada tahun ini.

Di awal berdiri 27 tahun yang lalu, layanan yang ditawarkan masih berupa produk perbankan konvensional. Operasional kantor pun masih berjumlah delapan, dengan lima kantor cabang dan kantor kas berada di Bandung, Jakarta, serta Tangerang.

Seiring berjalannya waktu, Bank Artos memutuskan untuk menjadi perusahaan publik. Bank ini melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten ARTO.

Perseroan mencatatkan sebanyak 241,25 juta lembar saham baru, dan 952,93 juta lembar saham perseroan. Dengan demikian, total saham yang dicatat BEI sebanyak 1,19 miliar saham, dengan kapitalisasi Rp157,63 miliar.

Penawaran saham yang dilakukan pada 12 Januari 2016 itu dipasang harga penawaran Rp132 per lembar dengan nilai Rp100 setiap saham. Adapun dana yang berhasil diperoleh sebesar Rp31,8 miliar. Bertindak sebagai penjamin emisi IPO Bank Artos saat itu adalah PT Binaartha Paramana dan PT Erdikha Elit Sekuritas.

Kemudian menginjak 2019, MEI dan WTT masing-masing masuk dengan memegang saham sebesar 37,65% dan 13,35%.  

Hingga penutupan perdagangan Jumat, 18 Desember 2020, saham ARTO ditutup menguat 1,56% atau 60 poin ke level Rp3.900 per lembar. Kapitalisasi pasar ARTO hingga saat ini mencapai Rp42,34 triliun. (SKO)