Profil Budi Djiwandono: Anak Mantan Gubernur BI yang Tersandung Kasus BLBI

JAKARTA - Gerardus Budisatrio Djiwandono, yang lebih dikenal sebagai Budi Djiwandono, membuat heboh publik dengan munculnya isu bahwa ia akan berduet dengan Kaesang Pangarep sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta pada pemilihan gubernur 2023.

Isu ini mencuat setelah Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengunggah foto mereka berdua di Instagram. Dalam foto tersebut, Budi dan Kaesang terlihat akrab dan penuh kepercayaan diri, menimbulkan spekulasi mengenai potensi kolaborasi mereka di kancah politik Jakarta. 

Unggahan tersebut segera menarik perhatian netizen dan media, memicu berbagai diskusi dan analisis mengenai kemungkinan dan implikasi dari pasangan calon ini. Kaesang, yang merupakan putra bungsu Presiden Joko Widodo, dan Budi, dengan latar belakang politik dan bisnis yang kuat, dianggap bisa menjadi kombinasi menarik yang mampu membawa perubahan signifikan bagi Jakarta.

Budi adalah seorang politikus dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). 

Dilansir dari website resmi DPR RI, Lulusan Sekolah Berkshire di Amerika Serikat dan pemegang gelar Hubungan Pemerintah dan Internasional dari Clark University ini, merupakan sosok yang tak asing dalam dunia politik dan bisnis Indonesia.

• Belgia Sumbang 30 F-16 ke Ukraina, Putin Kembali Mengancam
• Mengenal CBT dan Perannya dalam Memitigasi Perubahan Iklim di Indonesia Lewat Kebijakan Fiskal
• Tantangan dan Potensi Bursa Karbon di Tengah Minimnya Transaksi

Profil Budi Djiwandono

Budi, yang juga dikenal sebagai keponakan dari Prabowo Subianto, presiden terpilih dari Partai Gerindra pada Pilpres 2024, dan merupakan anak dari Soedradjad Djiwandono, mantan Gubernur Bank Indonesia. 

Soedradjat dikenal karena perannya pada masa krisis moneter 1997-1998 dan pernah mengungkapkan kekhawatirannya kepada Presiden Suharto mengenai tingginya jumlah utang buruk di sektor perbankan. 

Pada tahun 2002, Soedradjat ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyimpangan Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang merugikan negara sebesar Rp19 triliun. Meskipun berstatus tersangka, proses hukum Soedradjad Djiwandono hingga kini tidak pernah berlanjut.

Tidak seperti ayahnya yang berkarir di dunia perbankan, Budi berkarir sebagai pengusaha dan politisi. Ia merupakan Komandan Tim Komunikasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024, Budi memainkan peran strategis dalam mengatur dan menyampaikan pesan-pesan kampanye. 

Selain karir politik, Budi memiliki pengalaman kerja di berbagai perusahaan. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT Nusantara Energy, Komisaris PT Satrio Putra Tidar, Direktur Utama PT Nusantara Pandu Energi, Direktur PT Kertas Nusantara, dan Komisaris Utama PT Karunia Tidar Abadi.

• Belgia Sumbang 30 F-16 ke Ukraina, Putin Kembali Mengancam
• Mengenal CBT dan Perannya dalam Memitigasi Perubahan Iklim di Indonesia Lewat Kebijakan Fiskal
• Tantangan dan Potensi Bursa Karbon di Tengah Minimnya Transaksi

Pada 3 Desember 2023, Budi membuat gebrakan yang menghebohkan publik dengan menjadi mualaf di bawah bimbingan Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar, dengan Prabowo Subianto sebagai saksi.

Keputusan mualaf ini disusul dengan melepas masa lajangnya diusia 42 tahun dengan menikahi cinta semasa mudanya, Milla Gunawan, pada 29 Desember 2023. 

Milla, yang merupakan cinta pertama Budi 25 tahun lalu, sebelumnya telah menikah dengan orang lain dan memiliki satu anak.

Transformasi yang dialami Budi, dari menjadi mualaf hingga menikahi cinta pertamanya, menambah dimensi personal yang menarik bagi publik. 

Keputusan-keputusan besar yang diambil dalam kehidupannya memberikan warna baru pada perjalanan karir politik dan bisnisnya. Sosok Budi Djiwandono kini menjadi sorotan tidak hanya karena perannya dalam politik nasional tetapi juga karena perjalanan hidup pribadinya yang penuh kejutan.