211682400_344226207071581_6279393075364282357_n.jpg
Nasional

Profil Budiman Sudjatmiko, Pernah Dipenjara Hingga Jadi Komisaris BUMN

  • Sepak terjang Budiman Sudjatmiko dalam bidang politik sudah cukup lama, sejak era Orde Baru masih berkuasa. Pada tahun 1996 dirinya mendeklarasikan berdirinya Partai Rakyat Demokratik (PRD) sebagai salah satu usaha mengkritik pemerintahan Presiden Soeharto.

Nasional

Khafidz Abdulah Budianto

JAKARTA - Nama Budiman Sudjatmiko tengah ramai dibicarakan publik. Hal itu setelah dirinya yang merupakan kader PDI Perjuangan memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden. 

Sontak hal tersebut menimbulkan reaksi dari partai yang telah mengusungnya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selama dua periode dari 2009-2014 dan 2014-2019.

Sepak terjang Budiman Sudjatmiko dalam bidang politik sudah cukup lama, sejak era Orde Baru masih berkuasa. Pada tahun 1996 dirinya mendeklarasikan berdirinya Partai Rakyat Demokratik (PRD) sebagai salah satu usaha mengkritik pemerintahan Presiden Soeharto.

Pria berusia 53 tahun tersebut sempat divonis penjara selama 13 tahun di era Orde Baru pasca terjadinya peristiwa kerusuhan dua puluh tujuh juli (Kudatuli). Dia dituduh sebagai dalang dalam kejadian tersebut. 

Peristiwa perebutan paksa di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia itu menyebabkan adanya korban jiwa sejumlah lima orang dan 149 lainnya luka-luka serta 23 orang hilang.

Nasib baik berpihak pada Budiman Sudjatmiko karena Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) memberikan amnesti (pengampunan) pada 10 Desember 1999 sehingga dirinya hanya menjalani masa penjara selama 3,5 tahun saja. Budiman diketahui menjalani masa hukuman tersebut di Lembaga Pemasyarakatan (LP Cipinang).

Riwayat Pendidikan

Budiman Sudjatmiko pernah berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM). Dalam pendidikannya tersebut dirinya aktif terlibat dalam gerakan mahasiswa. Pasca bebas dari jerat hukum di era Orde Baru, Budiman melanjutkan pendidikannya di London University dan merai gelar sarjana ilmu politik.

Tidak cukup sampai disitu, lelaki asal Majenang Kabupaten Cilacap ini lantas melanjutkan pendidikannya di Cambridge University dan meraih gelar master pada jurusan hubungan internasional hingga 2004. Setelah itu dirinya kembali ke tanah air dan bergabung dengan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri.

Karier Budiman

Kariernya sebagai seorang legislatif di Senayan tercatat selama dua periode pada tahun 2009-2014 dan 2014-2019. Dirinya terpilih dari dapil Jawa Tengah Banyumas dan Cilacap. Dalam kegiatan politisnya, Budiman menerjunkan diri sebagai community organizer yang melakukan proses pemberdayaan politik, organisasi dan ekonomi di kalangan petani dan buruh perkebunan di sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Dirinya terlibat aktif dalam membuat Undang-Undang Desa. Diketahui Budiman merupakan Pimpinan Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang Undang (RUU) tentang Desa di DPR kala itu. Selain karier di bidang politik, Budiman sempat ditunjuk Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Komisaris Independen PT Perkebunan Nusantara V pada tahun 2021.

Harta Kekayaan

Merujuk pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang terakhir diunggah Budiman pada 31 Desember 2018 total kekayaannya sebesar Rp1.794.412.938. Aset terbesar yang dimiliki olehnya berupa sebidang tanah dan bangunan di Jakarta Timur senilai Rp1.500.000.000.

Berdasarkan LHKPN tersebut Budiman tercatat memiliki dua unit mobil tipe Nissan Evalia 1.5 Tahun 2012 senilai Rp95.000.000 dan Mitsubishi Mirage 1.2 A/T Tahun 2013 senilai Rp85.000.000. Kekayaan lainnya berupa harta bergerak lainnya senilai Rp9.000.000, kas dan setara kas senilai Rp80.412.938 serta harta lain Rp25.000.000