claudio-schwarz-Pq5HrWciQ38Y-unsplash.jpg
Dunia

Profil ByteDance, Pemilik TikTok yang Dituding AS jadi Proksi Beijing

  • Dalam hal kepemilikan, struktur ByteDance mencerminkan sistem kepemilikan yang cukup kompleks. Sebanyak 60% sahamnya dimiliki oleh investor institusi global, sementara Zhang Yiming memegang 20% saham.
Dunia
Muhammad Imam Hatami

Muhammad Imam Hatami

Author

JAKARTA - ByteDance, perusahaan induk dari aplikasi media sosial TikTok yang sangat populer, telah menjadi subjek perhatian yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir, baik dalam konteks teknologi maupun politik global. 

Parlemen Amerikas Serikat telah meloloskan sebuah RUU yang menimbulkan ancaman serius terhadap keberadaan TikTok di Amerika Serikat.  Kekhawatiran yang mendasari RUU ini adalah pengaruh Beijing dan Partai Komunis China terhadap aplikasi tersebut. 

Di China sendiri aplikasi TikTok tidak pernah beroperasi, yang ada adalah versi lokal yang berbeda dikenal sebagai Douyin.

Profil perusahaan ByteDance serta hubungannya dengan pemerintah China membawa implikasi besar terhadap pasar global. Memiliki kantor pusat di Beijing, ByteDance didirikan pada tahun 2012 oleh pendirinya, Zhang Yiming. 

Sejak itu, perusahaan ini telah tumbuh menjadi salah satu raksasa teknologi terkemuka di dunia, dengan lebih dari 110.000 karyawan di seluruh dunia. Selain TikTok, ByteDance juga mengoperasikan beberapa aplikasi populer di China, seperti Douyin, Jinri Toutiao, dan Xigua.

Dilansir dari CNN Internasional, Rabu, 20 Maret 2024, Dalam hal kepemilikan, struktur ByteDance mencerminkan sistem kepemilikan yang cukup kompleks. Sebanyak 60% sahamnya dimiliki oleh investor institusi global, sementara Zhang Yiming memegang 20% saham. 

Selain itu, 20% sisanya dimiliki oleh karyawan perusahaan di seluruh dunia. Menariknya, meskipun merupakan perusahaan China, tiga dari lima anggota dewan direksi ByteDance adalah warga Amerika.

Meskipun memiliki pengaruh internasional yang kuat, ByteDance tetap terikat dengan aturan dan keterlibatan pemerintah China. 

Perusahaan ini diwajibkan membentuk komite internal yang sebagian diisi anggota Partai Komunis. Hal tersebut menandakan adanya pengawasan politik dalam operasinya. 

Selain itu, pemerintah China secara langsung memiliki 1% saham di salah satu anak perusahaan ByteDance, Beijing Douyin Information Service. Selain itu, seorang pejabat dari Cyberspace Administration of China, Wu Shugang, duduk di dewan pengarah ByteDance.

Keterlibatan pemerintah China dalam ByteDance dan TikTok telah menimbulkan keprihatinan di tingkat global, terutama dalam hal privasi data dan kontrol atas informasi yang disebarkan melalui platform-platform tersebut. 

Meskipun perusahaan menegaskan bahwa mereka tidak dimiliki atau dikendalikan langsung oleh pemerintah China, hubungan yang erat dengan pihak berwenang di Beijing tetap menjadi sorotan.

Secara keseluruhan, ByteDance dan TikTok mewakili contoh bagaimana perusahaan teknologi China dapat memiliki dampak global yang signifikan, sambil tetap terhubung dengan otoritas politik di negara asalnya. 

Kombinasi antara kehadiran global dan keterlibatan lokal memperkuat kompleksitas dinamika yang memengaruhi perusahaan ini, dan menjadi topik yang menarik untuk dipantau dalam perkembangan masa depan industri teknologi dan politik global.