Profil Fahmi Idris Eks Menteri Era SBY dan BJ Habibie yang Tutup Usia
- Mantan Menteri Perindustrian di Kabinet Indonesia Bersatu, Fahmi Idris meninggal dunia pada 22 Mei 2022.
Nasional
JAKARTA – Mantan Menteri Perindustrian di Kabinet Indonesia Bersatu, Fahmi Idris meninggal dunia pada 22 Mei 2022. Menantu almarhum, Aldwin Rahadian, mengungkapkan, Fahmi Idris mengidap penyakit kanker sejak 2014.
Kabar duka itu dikabarkan langsung melalui cuitan pada akun Twitter resmi anak Fahmi Idris, Fahira Idris pukul 10.37 WIB kemarin.
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Telah berpulang ke Rahmatullah, Ayah saya, Bp. Prof. Dr. H. Fahmi Idris bin Idris Marah Bagindo @fahmiidris1. Wafat jam 10.00 wib di ICU RS Medistra," tulis Fahira mealui akun twitternya @fahiraidris dilansir, Senin 23 Mei 2022.
Melansir dari Kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, pria kelahiran 20 September 1943 ini merupakan sorang pengusaha dan politikus indonesia.
- Progres Konstruksi Tol Semarang-Demak Seksi 2 Capai 80 Persen, Ditarget Selesai Akhir 2022
- Lebih Besar dari APBN Indonesia! Ini Kekayaan Elon Musk 7 Tahun Terakhir
- 4 Keistimewaan Jalan Tol Semarang - Demak yang Bisa Atasi Banjir Rob
Fahmi sempat menjabat sebagai Menteri Perindustrian dalam Kabinet Indonesia Bersatu yang dilantik pada tanggal 7 Desember 2005.
Sebelumnya Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam kabinet yang sama sebelum digantikan oleh Erman Suparno dalam perombakan (reshuffle) yang dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Sebelum menjabat sebagai Menteri perindustrian di era SBY, Fahmi Idris pernah bergabung dengan partai Golkar pada 1984. Serta menduduki jabatan penting sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar para perode 1998-2004.
Di tahun yang sama, Fahmi juga pernah menjabat dalam Kabinet Reformasi Pembangunan pimpinan B. J. Habibie 1998-1999, sebagai Menteri Tenaga Kerja.
Selain itu Fahmi juga Pernah menjadi Ketua Senat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Pada 1965-1966. Sempat tak merampungkan kuliah ekonominya di Universitas Indonesia untuk merintis usaha. Bakat wiraswastanya menurun dari sang ayah, Haji Idris gelar Marah Bagindo yang seorang pedagang.
Namun kemudian, ia tetap melanjutkan studinya ke Fakultas Ekonomi Extension Universitas Indonesia dan pendidikan Financial Management for Non-Financial Manager pada 1973. Ia juga pernah menjadi Ketua Laskar Arief Rachman Hakim 1966-1968, dari sini Fahmi memulai berusaha bersama rekan-rekan eksponen 66.
Mereka mendirikan PT Kwarta Daya Pratama, 1969. Kemudian aktif dalam 10 perusahaan. Di antaranya, PT Kodel (Kelompok Delapan) yang bergerak di bidang perdagangan, industri, dan investasi.