Pesawat Garuda Indonesia (GIAA)
Nasional

Profil Glenny Kairupan, Orang Dekat Prabowo yang Menjadi Komisaris Garuda

  • PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari Kamis, 15 Agustus, di Gedung Manajemen Garuda. Rapat tersebut dihadiri pemegang saham yang memiliki 68.039.099.546 lembar saham, yang mewakili 74,37% dari total saham GIAA. Dalam rapat itu, Mayor Jenderal TNI (Purn.) Glenny Kairupan ditetapkan menjadi komisaris perusahaan dari emiten maskapai penerbangan itu.
Nasional
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari Kamis, 15 Agustus, di Gedung Manajemen Garuda. Rapat tersebut dihadiri pemegang saham yang memiliki 68.039.099.546 lembar saham, yang mewakili 74,37% dari total saham GIAA.

Dalam rapat itu, Mayor Jenderal TNI (Purn.) Glenny Kairupan ditetapkan menjadi komisaris perusahaan dari emiten maskapai penerbangan itu.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan, penunjukan komisaris baru ini bertujuan untuk membantu Garuda Indonesia dalam meningkatkan profitabilitasnya.

Irfan berharap penguatan formasi manajemen Garuda Indonesia dengan berbagai latar belakang profesional dapat mendukung keselarasan dengan roadmap strategis korporasi yang saat ini tengah dioptimalkan di semua lini.

“Baik dari aspek operasional maupun layanan yang berlandaskan komitmen untuk memberikan nilai tambah penerbangan full service bagi pengguna jasa,” kata Irfan dalam keterangan tertulisnya.

Profil Glenny Kairupan

Glenny Kairupan lahir di Manado pada 11 Februari 1949. Ia adalah teman seangkatan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat mereka berkarir di militer. Glenny Kairupan merupakan anak dari seorang pegawai negeri sipil (PNS), ayahnya bekerja di Departemen Pekerjaan Umum (PU).

Keluarga Glenny sempat tinggal di Petojo, Jakarta, bertetangga dengan kediaman Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono, mantan Kepala BIN. Hal ini membuat Glenny terinspirasi dan semakin bertekad untuk terjun ke dunia militer. Ia diterima di Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1970 dan merupakan seangkatan dengan Prabowo Subianto serta Ryamizard Ryacudu.

Dalam karir militernya, Glenny Kairupan memperoleh sertifikat CPL (Commercial Pilot License) dan PPL (Private Pilot License), yang membawanya menjadi pilot di TNI AD. Selama berdinas, ia terlibat dalam berbagai misi, termasuk di Timor Timur, Aceh, Kalimantan Barat, dan Papua.

Ia pernah menjabat sebagai Wakil Danrem Timtim, di bawah komando Danrem Kiki Syanakri. Selain itu, ia juga memegang posisi sebagai Danrem 073 Makutaram Salatiga, Asisten Atase Pertahanan di Filipina, Danden Intel Kostrad, dan Assintel Divisi 1 Kostrad.

Kariernya semakin bersinar saat ia dilantik sebagai Staf Teritorial Angkatan Darat dan kemudian Staf Intelijen di Badan Penegakan Keamanan dan Sistem Hukum (Crisis Center) Departemen Pertahanan Keamanan selama krisis 1998.

Pada tahun 1999, ia ditunjuk sebagai Penasehat Keamanan untuk Satgas P3TT (Pelaksana Penentuan Pendapat di Timor Timur) yang mendukung UNAMET (United Nations Mission in East Timor).

Setelah pensiun dari dunia militer, ia terjun ke dunia politik. Ia bergabung dengan Partai Gerindra, yang didirikan oleh Prabowo Subianto, dan menjabat sebagai Dewan Pembina. 

Ia juga terlibat dalam Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi selama Pilpres 2019 sebagai Direktur Penggalangan. Pada Pemilihan Gubernur Sulawesi Utara 2015, Glenny Kairupan mencalonkan diri sebagai wakil gubernur. Saat itu, Prabowo Subianto dan Partai Gerindra juga memberikan dukungan kepadanya. Selain itu, Partai Demokrat juga turut mendukung pencalonannya.

Namun, pasangan Maya Rumantir-Glenny Kairupan kalah oleh pasangan PDIP Olly Dondokambey-Steven Kandouw. Akibatnya, upaya Glenny untuk menjadi wakil gubernur Provinsi Sulawesi Utara periode 2016-2021 gagal total, dan ia hanya menempati peringkat ketiga.