Profil Hamas, Kelompok Palestina yang Kobarkan Perang Lawan Israel
- Hamas, akronim dari frase bahasa Arab yang berarti Gerakan Perlawanan Islam, didirikan pada tahun 1987 selama Intifada atau pemberontakan Palestina pertama.
Dunia
JAKARTA - Kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak dari Gaza ke Israel pada 7 Oktobe 2023. Hal itu memicu perang Israel-Hamas yang menandai eskalasi paling serius dalam konflik Israel-Palestina selama bertahun-tahun. Lalu siapa sebenarnya Hamas? Berikut profil dan sepak terjang kelompok tersebut.
Apa Itu Hamas?
Hamas, akronim dari frase bahasa Arab yang berarti Gerakan Perlawanan Islam, didirikan pada tahun 1987 selama Intifada atau pemberontakan Palestina pertama. Organisasi ini diciptakan Ikhwanul Muslimin, organisasi Islam yang didirikan di Mesir pada 1920-an.
Meski kerap membela rakyat Palestina dari penjajahan Israel, Hamas ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, Kanada, Mesir, dan Jepang.
- Menengok Warehouse Sociolla, Gudang Berbasis Digital Terbesar di Tangerang
- Bank Raya Cetak Laba Bersih Rp14,67 Miliar pada Kuartal III-2023, Turun 54 Persen
- Akselerasi Kendaraan Listrik, Chandra Asri Group dan INALUM Jalin Kerja Sama Soal Hilirisasi Aluminium
Apa yang Ingin Dicapai Hamas?
Hamas menginginkan semua wilayah antara Laut Mediterania dan Sungai Yordan, yang meliputi negara Israel modern serta Tepi Barat dan Gaza yang diduduki. Mereka menolak mengakui Israel. Mereka dengan keras menentang kesepakatan damai Oslo yang dinegosiasikan oleh Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada pertengahan 1990-an.
Piagam pendirian Hamas tahun 1988 menyerukan penghancuran Israel, meskipun para pemimpin Hamas kadang-kadang menawarkan gencatan senjata jangka panjang, atau Hudna dalam bahasa Arab, dengan Israel sebagai imbalan atas negara Palestina yang layak di semua wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel dalam perang 1967.
Israel menganggap ini sebagai tipu muslihat.
Bagaimana Hamas Bisa Berkuasa?
Hamas telah menjalankan Jalur Gaza sejak 2007, setelah perang saudara singkat dengan pasukan yang setia pada gerakan Fatah yang dipimpin Presiden Mahmoud Abbas, yang berbasis di Tepi Barat dan mengepalai PLO yang lebih sekuler.
Pengambilalihan Gaza oleh Hamas terjadi setelah mereka memenangkan pemilihan parlemen Palestina pada tahun 2006 yang merupakan pemilihan terakhir yang diadakan. Hamas menuduh Abbas bersekongkol melawan mereka.
Sejak itu, telah terjadi banyak putaran konflik dengan Israel, seringkali melibatkan serangan roket Hamas dari Gaza ke Israel dan serangan udara serta pemboman Israel di Gaza.
Siapakah Militan Hamas?
Hamas memiliki sayap bersenjata yang disebut Brigade Izz el-Deen al-Qassam, yang telah mengirim orang-orang bersenjata dan pelaku bom bunuh diri ke Israel dan menembakkan ribuan roket dan mortir. Hamas mencirikan aktivitas bersenjatanya sebagai perlawanan terhadap pendudukan Israel.
Sayap militer Hamas sangat rahasia dan dipimpin oleh Mohammed Deif, yang merencanakan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober. Mereka memiliki basis di seluruh Gaza, dan juga anggota di Tepi Barat yang diduduki Israel dan daerah lainnya.
Banyak pemimpin dan pejuang mereka diyakini bersembunyi di jaringan terowongan bawah tanah yang luas di bawah Gaza, menunggu serangan Israel dengan pasukan darat.
Siapa yang Mendanai Hamas?
Meskipun merupakan kelompok Muslim Sunni, Hamas adalah bagian dari aliansi regional yang terdiri dari Iran, Suriah, dan kelompok Islam Syiah Hizbullah di Lebanon, yang semuanya secara luas menentang kebijakan AS di Timur Tengah dan Israel.
- OJK Setop Aktivitas 1.466 Pinjol Ilegal hingga Oktober 2023
- Laba Bersih Adaro Minerals Menguap 11,87 Persen jadi Rp3,91 Triliun
- Gen Z Dominasi Pasar Modal, BNI Sekuritas Beri Bekal Investasi
Mereka telah menerima uang, senjata, dan pelatihan dari Iran, tetapi juga memiliki jaringan penggalangan dana di seluruh dunia. Sementara basis kekuatannya ada di Gaza. Hamas juga memiliki pendukung di seluruh wilayah Palestina, dan memiliki pemimpin yang tersebar di Timur Tengah di negara-negara termasuk Qatar.