Pekerja Terlihat di Jalur Produksi Baterai Lithium-Ion untuk Kendaraan Listrik (EV)
Energi

Profil Huayou, Perusahaan China yang Dilirik untuk Garap Smelter Nikel

  • Didirikan pada tahun 2002, Zhejiang Huayou Cobalt Industry Co, Ltd adalah perusahaan teknologi tinggi yang terlibat dalam penelitian, pengembangan, dan pembuatan bahan baterai Li-ion energi baru dan bahan kobalt baru

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Perusahaan tambang asal Prancis, Eramet SA disebut tengah menjajaki kerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt co (Huayou). Jenis kemitraan ini akan sama dengan proyek Eramet bersama BASF yang telah dihentikan pada Juni kemarin.

Melansir dari Bloomberg Selasa, 9 Juli 2024, Eramet saat ini tengah komunikasi bersama Huayou terkait perjanjian pasokan bijih ke pabrik pengolahan atau smelter nikel berteknologi high-pressure acid leach (HPAL) yang dijalankan di Indonesia Weda Bay Industrial Park, Maluku Utara.

Perusahaan asal Perancis itu juga disebut tengah mempertimbangkan untuk mengambil alih saham pabrik Huafei, smelter HPAL terbesar di dunia yang dioperasikan oleh Huayou.

Sayangnya, juru bicara Eramet menolak mengomentari langkah tersebut. Dalam pernyataan sebelumnya, mereka menyebutkan bahwa pihaknya terus mengevaluasi investasi lebih lanjut di Indonesia. Huayou juga tidak segera menanggapi email yang meminta komentar terkait kerjasama ini.

Profil Zhejiang Huayou Cobalt co (Huayou) 

Didirikan pada tahun 2002, Zhejiang Huayou Cobalt Industry Co, Ltd adalah perusahaan teknologi tinggi yang terlibat dalam penelitian, pengembangan, dan pembuatan bahan baterai Li-ion energi baru dan bahan kobalt baru.  

Setelah dua puluh tahun pengembangan, perusahaan telah menyelesaikan tata ruang kantor pusatnya di Zhejiang, jaminan sumber daya di luar negeri, basis manufaktur di Tiongkok, dan pasar di seluruh dunia dan telah mendirikan lima sektor bisnis industri energi baru, industri material baru, industri nikel Indonesia,  Industri sumber daya Afrika dan industri daur ulang.

Huayou telah membangun seluruh rantai industri bahan baterai Li-ion energi baru, termasuk pengembangan sumber daya kobalt, nikel dan litium, pemurnian ramah lingkungan logam non-besi, penelitian dan pengembangan serta pembuatan bahan baterai Li-ion, dan  daur ulang sumber daya.

Perusahaan ini mengintegrasi manufaktur ramah lingkungan untuk bahan-bahan litium energi baru dan contoh penerapan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di ESG, Huayou berkomitmen untuk menjadi pemimpin global dalam bahan-bahan baterai Li-ion energi baru, mempromosikan pembangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan.  dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi umat manusia.

Sebelumnya, dua perusahaan besar di Eropa, yakni BASF asal Jerman dan Eramet dari Prancis, menunda rencana investasi pada proyek Sonic Bay di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara.

Menurut Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia kedua perusahaan tersebut hanya menunda sementara proyek pengembangan pabrik pemurnian atau smelter nikel atau kobalt berbasis high pressure acid leach (HPAL) tersebut, imbas penurunan pasar kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Eropa.

Selain itu, Amerika Serikat juga tengah memberikan kebijakan pajak impor sebesar 100% untuk mobil dari China. Kabar hengkangnya 2 investor di proyek Sonic Bay pertama kali terdengar usai BASF mengunggah pernyataan resmi untuk mundur dari proyek senilai US$2,6 miliar atau setara dengan Rp42,64 triliun.