Maruarar Sirait saat mengembalikan KTA ke DPP PDI Perjuangan
Nasional

Profil Maruarar Sirait, Politikus yang Tinggalkan PDIP Demi Jokowi

  • Pria kelahiran Medan, 23 Desember 1969 tercatat bergabung dengan partai berlogokan banteng sejak tahun 1999. Ayahnya, Sabram Sirait merupakan salah satu politikus ulung dari PDI Perjuangan yang juga pernah duduk sebagai Sekretaris Jenderal partai tersebut.
Nasional
Khafidz Abdulah Budianto

Khafidz Abdulah Budianto

Author

JAKARTA - Maruarar Sirait atau kerap dipanggil Ara mengundurkan diri dari PDI Perjuangan. Pengunduruan diri tersebut dilakukannya dengan mendatangi kantor DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat untuk mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) pada Senin, 15 Januari 2024. Maruarar sekaligus berpamitan kepada jajaran petinggii DPP PDI Perjuangan yang menerimanya.

Dirinya hengkang dari PDI Perjuangan dengan alasan ingin mengikuti langkah politik Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Saya punya keyakinan dan percaya dengan Pak Jokowi seperti mayoritas kebanyakan rakyat Indonesia yang juga percaya pada Pak Jokowi yang adil dan bisa memanusiakan manusia dan bisa memajukan bangsa kita,” tulis Maruarar dalam akun media sosialnya, dikutip Selasa, 16 Januari 2024.

Terlepas dari sikap dan dukungan politiknya, lantas siapakah sosok Maruarar Sirait tersebut? Pria kelahiran Medan, 23 Desember 1969 tercatat bergabung dengan partai berlogokan banteng sejak tahun 1999. Ayahnya, Sabram Sirait merupakan salah satu politikus ulung dari PDI Perjuangan yang juga pernah duduk sebagai Sekretaris Jenderal partai tersebut.

Semasa bergabung dengan PDI Perjuangan, Maruarar pernah menjabat sebagai pimpinan Taruna Merah Putih (TMP) yang merupakan salah satu organisasi sayap partai tersebut. Jabatan lain yang pernah diembannya selama di partai yaitu Wakil Bendahara DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Bendahara DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ketua Bidang PURA DPD PDI Perjuangan, dan Ketua DPP PDI Perjuangan.

Maruarar dalam jabatan politisnya pernah menjadi anggota legislatif di DPR selama tiga periode. Dimulai pada periode 2004-2009, 2009-2014, hingga terakhir pada 2014-2019. Usai terpilih selama tiga periode berturut-turut, Maruarar menyatakan tidak maju lagi untuk memberi kesempatan regenerasi kepada kader partai lainnya. Meski begitu, ternyata dirinya kembali maju dalam kontestasi pileg meskipun tidak terpilih kemudian.

Pada periode 2004-2009, Maruarar di DPR tergabung dalam Komisi XI yang membidangi urusan Keuangan, Perencanaan, dan Perbankan hingga masa jabatannya berakhir. Kemudian di periode ketiganya pada 2014-2019, Maruarar kembali tergabung dalam Komisi XI DPR. Saat itu dirinya banyak berbicara soal pengampunan pajak yang akan dilakukan pemerintah. Menurutnya pengampunan pajak hanya cukup sekali sebab jika berulang menjadi bentuk ketidaksiapan negara terkait pajak.

Maruarar juga pernah diisukan menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika pada periode pertama jabatan Presiden Jokowi. Dirinya termasuk salah satu yang diundang ke Istana kala pengumuman kabinet oleh Presiden. Meski begitu, jabatan Menkominfo ternyata dijabat oleh Rudiantara. Walaupun tidak menjadi menteri, Maruarar tidak memperlihatkan kekecewaaanya sebagai bentuk kematangan dari jiwa politiknya.

Soal pendidikan, Maruarar menghabiskan masa sekolah dasar hingga sekolah menengah atasnya di Jakarta. Dirinya lantas meneruskan pendidikan tingginya di Universitas Parahyangan Bandung pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Dalam masa kulihanya, Maruarar aktif berorganisasi di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Resimen Mahasiswa (Menwa) serta pernah didaulat menjadi Manajer Kooperasi Keluarga Besar Mahasiswa (KKBM) Unpar.