Profil Pandu Sjahrir yang Bakal Kantongi 10,67 Persen Saham Induk Net TV
- Lahir di Boston, Amerika Serikat pada 17 Mei 1979, Pandu merupakan anak dari pasangan ekonom Sjahrir dan Nurmala Kartini Sjahrir.
Nasional
JAKARTA - PT Net Mediatama Televisi (NMT) atau yang akrab dikenal NET TV bakal memiliki pemilik baru. Ini setelah ada perombakan besar-besaran pada struktur saham perusahaan tersebut.
Hal ini diumumkan langsung oleh perusahaan induk PT Net Visi Media yang melantai di bursa saham dengan kode NETV. Perusahaan mengumumkan PT MD Entertaiment Tbk. dengan kode saham FILM dan Newton Capital (NCL) akan menjadi pemilik baru dari NMT.
NCL sendiri merupakan perusahaan investasi asal British Virgin yang sahamnya dikuasai penuh oleh Paloma Capital Ltd. Selama in sudah dikenal secara umum Paloma Capital dipegang langsung oleh Pandu Patria Sjahrir yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA).
- Hadiah Nobel 2024 Segera Diumumkan, Bagaimana Cara Seleksinya?
- Ini Syarat Kontraktor untuk Pindah ke Skema Gross Split Baru
- Menilik Dugaan Kejanggalan di Laporan Keuangan Bank BJB, Ada Selisih Rp219 M
Pandu Sjahrir merupakan keponakan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan. Dia juga menjabat sebagai CEO Electrum dan pengusaha batu bara dan profesional investor Indonesia. Lahir di Boston, Amerika Serikat pada 17 Mei 1979, Pandu merupakan anak dari pasangan ekonom Sjahrir dan Nurmala Kartini Sjahrir.
Melansir laman pandusjahrir.com, Pandu Sjahrir mengenyam pendidikan sekolah menengah atasnya di Phillips Academy pada 1994-1997. Kemudian melanjutkan pendidikan tingginya di University of Chicago, Amerika Serikat untuk bidang Ekonomi. Dia pun memperoleh gelar Bachelor of Arts pada 2001.
Pandu kembali melanjutkan pendidikan magisternya dengan mengambil program Master of Business Administration dari Stanford Graduate School of Business dan lulus pada 2007. Kemudian pada 2017-2020, dia mengambil MBA Eksekutif, Program “One Belt One Road” di Universitas Tsinghua, Cina.
Pandu menjabat juga sebagai CEO Electrum, juga tercatat sebagai Anggota Dewan Bursa Efek Indonesia dan Ketua Asosiasi Fintech Indonesia. Tak hanya itu, Pandu juga memiliki jabatan di bidang bisnis energi sebagai Wakil Presiden Direktur PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), salah satu perusahaan energi terintegrasi terkemuka di Indonesia. Bahkan, dia terpilih sebagai Ketua Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI-ICMA).
Pandu menduduki sejumlah posisi penting di beberapa perusahaan. Mulai dari Ketua Dewan Pengurus Harian di Asosiasi Fintech Indonesia (sejak 2021), Komisaris Utama di GoTo Financials (sejak 2021), dan Komisaris di PT Bursa Efek Indonesia (sejak 2020).
Dia merupakan Komisaris Independen di PT Elang Mahkota Teknologi (sejak 2020), Komisaris di PT Karya Baru TBS (sebelumnya PT Batu Hitam Perkasa) (sejak 2018), Komisaris Utama di PT Perkebunan Kaltim Utama I (sejak 2018).
Selain itu, Pandu juga menjabat sebagai Komisaris di PT Adimitra Baratama Niaga (sejak 2017), dan Komisaris Utama di PT Adimitra Baratama Nusantara (sejak 2013). Tak berhenti sampai disitu, Pandu juga merupakan Komisaris Utama di PT Seagroup Indonesia dan PT Shopee Indonesia sejak 2017.
Sebelumnya, sebagian saham PT Net Visi Media Tbk. (NETV) akan jatuh ke pangkuan PT MD Entertaiment Tbk. (FILM) melalui pelaksanaan Penambahan Modal Tanpa Hak Memberikan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
NETV melakukan aksi korporasi pemecahan saham atau stock split dengan rasio 2:1 atau menggabungkan dua saham menjadi satu dengan nominal baru. Dari aksi korporasi tersebut nantinya perusahaan konglomerat Pandu Sjahrir akan menggenggam sebanyak 10,67%.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), berdasarkan laporan keuangan konsolidasian NETV untuk periode empat bulan yang berakhir pada tanggal 30 April 2024, NETV memiliki akumulasi kerugian dan defisiensi modal masing-masing sebesar Rp3.523.570.216.575 dan Rp596.585.361.857.