Ilustrasi bisnis PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS).
Pasar Modal

Profil Sawit Lebih Unggul, NSSS Berpotensi Tumbuh Secara Substansial

  • Kinerja emiten perkebunan PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) diproyeksikan mengalami perbaikan pada periode selanjutnya menyusul berbagai faktor yang mendorong fundamental perseroan.
Pasar Modal
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Kinerja emiten perkebunan PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) diproyeksikan mengalami perbaikan pada periode selanjutnya menyusul berbagai faktor yang mendorong fundamental perseroan.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan menilai perseroan dapat bertumbuh secara substansial dengan profil usia rata-rata kelapa sawit hanya 8 tahun dibandingkan dengan perusahaan lain di industrinya yang berada pada rata-rata 15 tahun.

Rizkia mengatakan, perkembangan menarik juga terlihat, di mana perseroan sedang mempersiapkan pabrik CPO keduanya yang akan beroperasi pada kapasitas 60 tph pada kuartal IV-2023. Hal ini dipercaya semakin memperkuat kemampuan produksi NSSS.

“Selain itu, target ambisius perseroan untuk memperluas total area tertanam menjadi 46.000 hektare pada tahun 2026 juga mendorong proyeksi baik NSSS,” tulis dia melalui riset yang diterima Selasa, 23 Mei 2023.

Rizkia memperkirakan pemulihan pendapatan perseroan akan pulih pada kuartal berikutnya, didukung oleh hasil tandan buah segar (TBS) yang lebih baik, kondisi cuaca yang mendukung, dan penurunan harga pupuk.

“Kondisi ini erkontribusi pada perkiraan yang positif, ditambah fokus perusahaan untuk melayani permintaan domestik bertindak sebagai pelindung terhadap volatilitas pasar ekspor,” paparnya.

Dengan analisisi tersebut, Rizkia menginisiasi coverage atas saham NSSS dengan rekomendasi Trading Buy dan target harga Rp164 per lembar. “Walaupun beberapa tekanan mungkin bertahan hingga kuartal II-2023, kami mengantisipasi perubahan haluan pada paruh kedua tahun ini.”

Rizkia menambahkan, pertumbuhan NSSS didorong oleh ekspansi top line yang kuat, pengembangan perkebunan yang sukses, manajemen biaya yang efisien, dan peningkatan produksi CPO yang diantisipasi dari pabrik kedua.