sigit pindad.jpg
BUMN

Profil Sigit P. Santosa, Putra Pacitan Jadi Direktur Utama Baru Pindad

  • Sigit P. Santosa turut berperan dalam pengembangan kendaraan presiden “Garuda Limousine Maung” dan berbagai alutsista lainnya saat menjabat Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad.

BUMN

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Abraham Mose resmi diberhentikan sebagai Direktur Utama PT Pindad melalui keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) DEFEND ID. 

Keputusan ini ditetapkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, selaku Pemegang Saham Seri A Dwiwarna, bersama Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin, selaku Pemegang Saham Seri B. Menggantikan Abraham Mose, Sigit P. Santosa kini menjabat sebagai Direktur Utama PT Pindad, seorang profesional dengan rekam jejak panjang di bidang teknologi dan inovasi.

Sigit P. Santosa merupakan putra Pacitan yang memiliki latar belakang pendidikan teknik yang solid. Ia menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik Mesin di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1991. 

Setelah itu, ia melanjutkan studi ke Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat, dan berhasil meraih gelar Master pada tahun 1997 serta Doktor pada tahun 1999. Prestasi akademiknya mengukuhkan keahliannya dalam pengembangan teknologi canggih.

Karier Sigit mencakup pengalaman global, termasuk di General Motors Co, USA, pada periode 2010–2013. Di sana, ia memimpin pengembangan tujuh platform kendaraan untuk 18 merek, termasuk kendaraan listrik (EV) dan plug-in hybrid (PHEV). 

Sebagai pemimpin tim multinasional yang terdiri dari 750 karyawan di tujuh negara, Sigit turut berkontribusi dalam penyusunan standar teknologi angkutan listrik dan kebijakan transportasi umum di Indonesia.

Di bidang akademik dan inovasi, Sigit pernah menjabat sebagai staf dan Direktur LPIK ITB (2014–2021). Ia memimpin pembangunan ITB Innovation Park dan revitalisasi Laboratorium Struktur Ringan ITB, sekaligus menjalin kolaborasi dengan Mitsubishi Heavy Industry untuk penelitian pembangkit listrik berbasis amonia. Selain itu, Sigit juga masuk dalam daftar kandidat bakal calon Rektor ITB periode 2025–2030. 

Kiprahnya di sektor BUMN juga mencakup pengembangan kendaraan presiden “Garuda Limousine Maung” dan berbagai alutsista lainnya saat menjabat Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad.

Sigit juga dikenal dengan inisiatif strategisnya di proyek nasional. Ia memprakarsai pembangunan pabrik katalis biofuel berbasis kelapa sawit serta bermitra dengan Hyundai untuk pembuatan peta jalan pengisian daya EV di Jawa dan Bali. 

Selain itu, ia terlibat dalam pembentukan superholding BUMN Danatara dengan kapitalisasi senilai US$1.000 miliar atau sekitar Rp16.200 triliun (kurs Rp16.200). Dengan latar belakang ini, Sigit diharapkan mampu membawa inovasi dan transformasi di PT Pindad.

Harta Kekayaan

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tertanggal 29 Februari 2024, Sigit P. Santosa memiliki total kekayaan sebesar Rp 6,6 miliar, terdiri dari:

  • Tanah dan Bangunan: Rp 5,2 miliar, tersebar di Bandung Barat, Bandung, Tangerang, dan Pacitan.
  • Alat Transportasi: Rp 410 juta (Chevrolet Trax 2018 dan Honda HRV 2020).
  • Harta Bergerak Lainnya: Rp 291 juta.
  • Kas dan Setara Kas: Rp 745 juta.
  • Hutang: Tidak ada.

Dengan rekam jejak yang impresif, Sigit diharapkan mampu membawa PT Pindad menuju transformasi besar, terutama dalam pengembangan alutsista dan teknologi berbasis inovasi.