Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Nasional

Profil Singkat 9 Anggota Dewan Komisioner OJK Periode 2022-2027 yang Baru Dilantik

  • Pelantikan itu dilaksanakan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 51/P Tahun 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Keanggotaan Dewan Komisioner OJK.
Nasional
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Mahkamah Agung (MA) Republik Indonesia (RI) melantik anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2022-2027 pada Rabu, 20 Juli 2022.

Pelantikan itu dilaksanakan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 51/P Tahun 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Keanggotaan Dewan Komisioner OJK.

Dalam keputusan tersebut, disebutkan jajaran dewan komisioner OJK periode 2022-2027 yang nama-nama beserta profil singkatnya tercantum di bawah ini:

1. Mahendra Siregar - Ketua merangkap anggota

Pria kelahiran Bandung, 17 Oktober 1962, ini adalah ekonom yang sebelumnya sempat menjabat sebagai wakil menteri luar negeri (wamenlu) pada periode 2019-2022, wakil menteri perdagangan (wamendag) periode 2009-2011, dan wakil menteri keuangan (wamenkeu) periode 2011-2013.

Ia pun pernah menjabat posisi sebagai kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (2013-2014) dan duta besar untuk Amerika Serikat (2019) di Washington, DC.

Mahendra menempuh pendidikan tingkat sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan di Universitas Monash Australia untuk jenjang pascasarjana.

Mahendra memulai karirnya sebagai pelayan publik pada tahun 1986 di Departemen Luar Negeri sebelum akhirnya ditugaskan sebagai economic third secretary di Kedutaan Besar Indonesia di London pada periode 1992-1995.

Pada periode 1998-2001, Mahendra Siregar menjabat sebagai duta informasi Kedutaan Besar Indonesia di Washington, DC, lalu ia bergabung dengan Kementerian Koordinator Perekonomian pada 2001 dan dipercaya menjadi asisten khusus Menteri Koordinator Perekonomian Dorodjatun Kuntjoro-Jakti.

Dari tahun 2005 hingga 2009, Mahendra menjadi deputi Menko Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional. Dalam kesempatan itu, ia bekerja sama dengan tiga menteri yang berganti-ganti, yakni Aburizal Bakrie, Boediono, dan Sri Mulyani Indrawati.

Mahendra yang menggantikan posisi Wimboh Santoso di jajaran dewan komisioner OJK itu pun pernah menjabat sebagai komisaris di PT Dirgantara Indonesia (Persero) (2003-2008) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) (2008-2009).

2. Mirza Adityaswara - Wakil Ketua merangkap Ketua Komite Etik dan anggota

Pria kelahiran Surabaya, 9 April 1965 ini menempuh pendidikan sarjana ekonomi di Universitas Indonesia dan memperoleh gelar Master of Applied Finance di Universitas Macquarie, Sydney, Australia.

Mirza mengawali kariernya sebagai dealer di Bank Sumitomo Niaga pada tahun 1989 sebelum ia menjabat sebagai director head of securities trading & research Bahana Securities sejak tahun 2002 hingga 2005.

Di tahun yang sama dengan berakhirnya jabatan tersebut, Mirza diangkat menjadi head of equity research & bank analysis di Credit Suisse Securities Indonesia.

Kemudian, pada periode 2008-2010, Mirza Adityaswara menjabat sebagai managing director head of capital market Mandiri Sekuritas sekaligus juga sebagai kepala ekonom Bank Mandiri Group.

Pada tahun 2012, Mirza menjabat sebagai kepala eksekutif dan dewan komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Kemudian, Mirza diangkat menjadi deputi gubernur senior Bank Indonesia (BI) untuk periode 2013-2014, dan jabatan itu diperpanjang hingga tahun 2019.

3. Dian Ediana Rae - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota

Dian Ediana Rae yang lahir pada 4 April 1960 menyelesaikan studi sarjana di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran. Kemudian, ia mendapatkan gelar master di bidang hukum bisnis University of Chicago Law School dan memperoleh gelar doktor di hukum ekonomi keuangan Universitas Indonesia.

Ia pun sempat mengambil pendidikan hukum di Universitas Georgetown, Washington Dc, Amerika Serikat, dan Summer School for International Finance Law di Universitas Oxford, Inggris.

Mengawali karier di BI, Dian sempat memegang sejumlah jabatan, di antaranya kepala perwakilan BI di London (2010-2013), kepala perwakilan BI di wilayah VI yang meliputi Jawa Barat dan Banten (2013-2014), dan kepala departemen regional I BI (2014-2016).

Dian pun sempat menjabat sebagai vice chair di Kelompok Kerja Pertukaran Informasi The Egmont Group, organisasi internasional untuk lembaga intelijen keuangan di dunia.

Dian juga sempat diangkat menjadi perwakilan regional The Egmont Group untuk kawasan Asia Pasifik, anggota The Egmont Group Committee, serta co-chair di Financial Intelligence Consultative Group (FICG) Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru.

Dian kemudian menjadi wakil ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) periode 2016-2020 sebelum akhirnya diangkat menjadi ketua pada periode 2020-2021.

4. Inarno Djajadi - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota

Inarno yang merupakan lulusan sarjana ekonomi di Universitas Gadjah Mada ini memulai karier di pasar modal pada tahun 1989 sebagai treasury officer di PT Aspac Uppindo Sekuritas sebelum ia diangkat menjadi direktur dari 1991 hingga 1997.

Pria kelahiran Yogyakarta, 31 Desember 1962 itu pun sempat menduduki berbagai posisi di perusahaan sekuritas, di antaranya direktur PT Mitra Duta Sekuritas (1997-1999), direktur PT Widari Sekuritas (1999-1999), dan direktur utama PT Madani Sekuritas (2000-2003).

Kemudian, Inarno diangkat menjadi direktur utama sekaligus komisaris utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) pada periode 2003-2016. Ia pun menjabat sebagai komisaris utama PT Maybank Kim Eng Securities (2013-2014), komisaris utama PT CIMB Niaga Securities (2014-2017, dan komisaris Bursa Efek Indonesia (2017-2018) sebelum akhirnya menjabat sebagai direktur utama untuk periode 2018-2021.

Inarno juga menjadi anggota Ikatan Pialang Efek Indonesia (IPEI) pada periode 1992-1994, anggota Dewan Pengawas Profesi Pasar Modal Indonesia (2017-2020), dan menjadi ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Jakarta Raya sejak 2020 hingga sekarang.

5. Ogi Prastomiyono - Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota

Lahir di Bogor pada 21 Mei 1961, Ogi menyandang gelar sarjana teknologi industri pertanian di Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB). Kemudian, ia mendapatkan gelar Master of Business Administration dari Universitas Notre Dame, Amerika Serikat, pada tahun 1994.

Pada tahun 1986, Ogi menjadi seorang staff di Bank Exim cabang Fatahillah Jakarta sebelum akhirnya ia menangani biro loan officer di divisi kredit perkebunan. Pada tahun 1991, ia diangkat menjadi kepala seksi biro kredit.

Setelah Bank Mandiri merger dengan Bank Exim pada tahun 1999, Ogi diangkat menjadi group head of compliance di Bank Mandiri. Selanjutnya, di akhir tahun 2003, Ogi diangkat menjadi managing director di Bank Syariah Mandiri sampai tahun 2005.

Ogi sempat kembali menjadi group head of compliance Bank Mandiri selama setahun sebelum ia menjadi group head internal audit dari 2006 sampai 2008.

Pada periode 2008-2014, Ogi diangkat menjadi direktur compliance & human capital, lalu menjadi direktur risk management & compliance sejak tahun 2014 sampai 2015.

Pada periode 2015-2016, Ogi beralih menjadi direktur technology & operations dan menjadi direktur operations pada periode 2016-2018.

Pada rentang waktu 2018-2021, Ogi disahkan oleh pemerintah sebagai pemegang saham utama untu menjadi direktur layanan strategis PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk industri pertambangan.

6. Sophia Issabella Watimena - Ketua Dewan Audit merangkap anggota

Sophia memperoleh gelar master of business administration di Kuehne Logistics University setelah sebelumnya ia menempuh pendidikan di Universitas Leiden.

Sophia sempat meniti karier sebagai head of finance resource management unit UNDP dan melanjutkan karirnya sebagai vice president advisory & investment Indonesia infrastructure Finance.

Selanjutnya, Sophia pun bergabung menjadi director of operation & finance PT Pelabuhan Indonesia Investama dan sempat menjadi executive director finance di PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) sebelum diangkat menjadi managing director dan executive advisor untuk jajaran direksi.

7. Friderica Widyasari Dewi - Anggota di bidang edukasi dan perlindungan konsumen

Friderica, yang lahir pada 28 November 1975, menyelesaikan studi S1 di Universitas Gadjah Mada dan melanjutkan pendidikan S2 di bidang keuangan di California State University.

mengawali karir sebagai dosen tamu di beberapa perguruan tinggi, di antaranya Universitas Trilogi STEKPI, Universitas Indonesia, dan Universitas Katholik Atma Jaya.

Tahun 2008, Friderica menjadi staf khusus keuangan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Sementara itu, pada tahun 2006, ia juga diangkat menjadi kepala divisi komunikasi di BEI selama 10 tahun. Ia pun diangkat menjadi sekretaris perusahaan BEI pada periode 2007-2009.

Sejak tahun 2009 hingga 2015, Friderica dipercaya menjadi direktur BEI sebelum menjadi direktur Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada periode 2015-2016 dan menjadi direktur utama dari tahun 2016 sampai 2019.

Sebelum diangkat menjadi anggota dewan komisioner OJK, Friderica menjabat sebagai CEO di BRI Danareksa Sekuritas pada 2020.

Friderica juga adalah mantan aktris yang sempat membintangi beberapa sinetron seperti Bulan Masih Perawan, Angling Dharma, Panji, dan Doaku Harapanku.

8. Doni Primanto Joewono - Anggota ex-officio BI

Pria kelahiran Surabaya tahun 1965 ini menempuh pendidikan S1 di ekonomi studi pembangunan Universitas Sebelas Maret dan S2 di bidang administrasi dan pengembangan SDM Universitas Indonesia.

Doni memulai karier di BI di departemen pengelolaan moneter dari tahun 1991 sampai 1996, dan sempat ditugaskan sebagai peneliti ekonomi senior di kantor perwakilan BI London (2005-2008) sebelum kembali ke Indonesia dan melanjutkan karirnya di departemen kebijakan ekonomi dan moneter.

Pada periode 2012-2013, Doni memimpin kantor perwakilan BI di Solo sebelum ia memegang jabatan yang sama di DKI Jakarta (2015-2018) dan Jawa Barat (2018-2019). Terakhir, Doni diangkat menjadi deputi gubernur BI untuk periode 2020-2025.

9. Suahazil Nazara - Anggota ex-officio dari Kementerian Keuangan

Lahir pada 23 November 1970, Suahazil meraih gelar sarjana ekonomi di Universitas Indonesia sebelum mendapatkan gelar master of science di Universitas Cornell Amerika Serikat. Kemudian, ia meraih gelar doctor of philosophy di Universitas Illinois Amerika Serikat.

Suahazil menjadi dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia sejak 1999 sebelum mendapatkan gelar guru besar di bidang ekonomi.

Suahazil sempat menjadi anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan bidang Desentralisasi Fiskal (2009-2011). Ia juga aktif di ISEI sebagai pengurus dan sempat menjadi wakil ketua Komite Pengawas Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) periode 2009-2015.

Pada tahun 2015, Suahazil meneruskan karier sebagai pelaksana tugas kepala Badan Kebijakan Fiskal, dan dilantik menjadi pejabat definitif kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan pada tahun 2016.

Pada tahun 2019, Suahazil ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi wakil menteri keuangan di Kabinet Indonesia Maju.