Thomas Trikasih Lembong kala menjabat sebagai Kepala BKPM
Nasional

Profil Thomas Lembong, Eks Menteri Jokowi yang Disebut Gibran di Debat Pilpres

  • Nama Thomas Lembong sempat disinggung oleh Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka dalam debat pada Minggu, 21 Januari 2024. Gibran menyebut sosok Thomas Lembong kala menanyakan perihal pemanfaatan nikel untuk baterai kendaraan elektrik kepada Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Nasional
Khafidz Abdulah Budianto

Khafidz Abdulah Budianto

Author

JAKARTA - Nama Thomas Lembong sempat disinggung oleh Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka dalam debat pada Minggu, 21 Januari 2024. Gibran menyebut sosok Thomas Lembong kala menanyakan perihal pemanfaatan nikel untuk baterai kendaraan elektrik kepada Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin). 

Lithium ferro phosphate, itu sering digaungkan Pak Thomas Lembong,” kata Gibran dalam debat, Minggu. Merasa tidak puas dengan jawaban panjang lebar Cak Imin, Gibran kemudian mengatakan Cak Imin mungkin dapat contekan dari sosok Thomas Lembong. “Mungkin dapat contekan dari Pak Tom Lembong itu,” kata Gibran.

Lantas siapakah sosok Thomas Lembong yang namanya disebut Gibran dalam debat? Sosok ini diketahui pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan pada 2015-2016 atau era awal Presiden Joko Widodo. Usai mengemban jabatan menteri selama satu tahun, Thomas Lembong kembali diamanahi jabatan sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) antara 2016-2019.

Selama berada di jajaran pemerintahan, dirinya memiliki andil yang cukup besar. Dia bahkan menjadi salah satu think tank atau jajaran pemikir di kabinet awal Jokowi. Thomas Lembong menjadi salah satu tokoh di balik layar yang menulis pidato ikonik berjudul “Game of Throne”. 

Pidato tersebut dibacakan Presiden Jokowi dalam pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali tahun 2018. Selain itu, Pidato Presiden Jokowi berjudul “Thanos” yang dibacakan dalam Forum Ekonomi Dunia juga merupakan buah karyanya.

Adapun kariernya diluar pemerintahan dimulai kala ia lulus dari pendidikannya di Universitas Harvard pada 1994. Thomas Lembong lulus dengan gelar Bachelor of Arts di bidang arsitektur dan tata kelola. Setahun usai lulus, dirinya bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley di New York dan Singapura. Thomas Lembong juga pernah mengabdi pada Deutsche Bank di Jakarta selama setahun sejak 1998.

Thomas Lembong menjadi salah satu pendiri Quvat Management pada tahun 2006. Dalam perusahaan yang bergerak di dana ekuitas ini, dirinya pernah menjabat sebagai Chief Executive Officer dan Managing Partner

Selanjutnya, Thomas ditunjuk oleh Anies Baswedan yang saat itu menjabat Gubernur DKI Jakarta sebagai Ketua Dewan PT Jaya Ancol pada tahun 2021. Jabatan komisaris juga pernah dipegang oleh sosok Thomas. Tercatat dirinya pernah menjadi komisaris di PT Graha Layar Prima atau Blitz Megaplex antara 2012-2014. Sebuah lembaga yang menjadi wadah pemikir kebijakan ekonomi bernama Consilience Policy Institute juga didirikan oleh pria kelahiran 4 Maret 1971 ini.

Thomas Lembong bergabung dalam Timnas AMIN bersama dengan Berbagai tokoh dengan ragam latar belakang masuk dalam formasi Timnas AMIN mulai mantan menteri, purnawirawan TNI, pengusaha, agamawan hingga budayawan. Formasi itu diharapkan dapat saling bahu-membahu untuk mencapai kemenangan kepada pasangan Capres-Cawapres tersebut.

Harta Kekayaan

Merujuk pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK yang dilaporkannya saat periode akhir menjabat Kepala BKPM pada 31 Desember 2019, Thomas Lembong memiliki kekayaan Rp101.486.990.994. 

Dalam laporannya itu, dirinya tercatat tidak memiliki aset tanah dan bangunan serta alat transportasi dan mesin. Thomas tercatat memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp180.990.000. 

Hartanya yang mendominasi yaitu surat berharga yang nilainya mencapai Rp94.527.382.000. Thomas memiliki kas dan setara kas senilai Rp2.099.016.322. Kemudian harta lainnya senilai Rp4.766.498.000 serta utang senilai Rp86.895.328.