Profil Tomy Winata, Pengusaha Tangguh di Balik Grup Artha Graha
- Nama Tomy Winata kembali mencuat di pasar modal setelah saham PT Bank Artha Graha International Tbk (INPC), perusahaan miliknya, mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
Nasional
JAKARTA – Nama Tomy Winata kembali mencuat di pasar modal setelah saham PT Bank Artha Graha International Tbk (INPC), perusahaan miliknya, mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
Bursa Efek Indonesia (BEI) terpaksa menghentikan sementara perdagangan saham INPC akibat lonjakan sebesar 130,88% dalam sebulan, dari Rp70 menjadi Rp157 per saham. Langkah suspensi ini diambil untuk mengawasi pergerakan harga yang dinilai tidak biasa.
Situasi ini menandai dinamika terbaru dalam portofolio bisnis Tomy Winata di sektor perbankan. Dikenal dengan panggilan TW, ia merupakan pemilik Grup Artha Graha atau Artha Graha Network, salah satu konglomerasi besar di Indonesia.
- FSP RTMM-SPSI Telah Berupaya Dialog Soal Penyeragaman Kemasan Rokok, Namun Pemerintah Mengabaikan
- Prakiraan Cuaca Besok dan Hari Ini 31 Oktober 2024 untuk Wilayah DKI Jakarta
- Pengembangan Jaringan Gas Rumah Tangga Terkendala Kondisi Sosial
Selain itu, Tomy juga dikenal sebagai pendiri Artha Graha Peduli, sebuah yayasan sosial yang bergerak di bidang kemanusiaan dan lingkungan. Ia memegang prinsip bahwa hidup harus bermanfaat bagi sesama dan lingkungan. Baginya, semakin banyak orang menjadi filantropi, semakin besar pula proteksi bagi generasi mendatang.
Tomy berasal dari keluarga kurang mampu dan menjadi yatim piatu sejak kecil, yang memaksanya berjuang sendiri menghadapi kerasnya kehidupan. Lahir dengan nama Oe Suat Hong, ia hanya lulusan SMP dan memulai perjuangan dari nol, hidup dalam kemiskinan.
Dilansir dari berbagai sumber, di usia remaja, ia merantau ke Kalimantan dengan bekal tiga pasang baju dan uang Rp30.000, di mana ia bekerja sebagai kuli bangunan selama beberapa tahun untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Karier Tomy Winata mulai menanjak pada usia 15 tahun, sekitar tahun 1972, ketika ia berani menjalin hubungan bisnis dengan pihak militer Indonesia, langkah yang tergolong berani bagi etnis Tionghoa pada saat itu. Usahanya membuahkan kepercayaan untuk membangun kantor Koramil di Singkawang, dan sejak saat itu, ia mulai bermimpi menjadi pengusaha sukses.
Meskipun menghadapi berbagai rintangan, termasuk kebangkrutan pada proyek di Papua dan Kalimantan Barat, Tomy tetap pantang menyerah. Ia kembali membangun bisnis di NTT dan Jakarta, meskipun mengalami kebangkrutan berulang kali.
Perjuangan jatuh-bangunnya akhirnya terbayarkan. Kini, bisnis Tomy tersebar di seluruh Indonesia, mencakup sektor properti, konstruksi, perdagangan, perhotelan, perbankan, hingga telekomunikasi.
Jumlah kekayaan Tomy Winata tidak diketahui secara pasti karena ia tidak secara terbuka mengungkapkan aset dan investasi pribadinya. Namun, sebagai pemilik Grup Artha Graha yang memiliki portofolio luas di sektor perbankan, properti, perhotelan, perdagangan, dan telekomunikasi, kekayaannya diperkirakan mencapai miliaran dolar AS.
Menurut beberapa media, Tomy Winata masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada posisi ke-35 pada 2006. Pada 2016, ia berada di peringkat ke-43 dalam daftar 150 Orang Terkaya versi Globe Asia, dengan kekayaan lebih dari Rp14,6 triliun. Kekayaannya kini pun diperkirakan bertambah.
Grup Artha Graha juga memiliki banyak aset strategis di Indonesia, termasuk Bank Artha Graha, properti di kawasan SCBD (Sudirman Central Business District), dan investasi di berbagai bidang lainnya. Selain itu, ia juga memiliki beberapa perusahaan lain yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, antara lain:
PT Danayasa Arthatama Tbk
PT Danayasa Arthatama Tbk mengelola Sudirman Central Business District (SCBD) di Jakarta Selatan, sebuah kawasan bisnis pertama di Indonesia yang mencakup area seluas 45 hektar.
PT Jakarta International Hotel and Development Tbk (JHID)
PT Jakarta International Hotel and Development Tbk bergerak di bidang properti dan didirikan pada November 1969. Perusahaan ini mengoperasikan Hotel Borobudur Jakarta, hotel bintang 5 dengan 695 kamar.
PT Electronic City Indonesia Tbk
Berdiri pada tahun 2001, PT Electronic City Indonesia Tbk adalah perusahaan milik Tomy Winata yang bergerak di bidang elektronik, menawarkan berbagai produk seperti smartphone, laptop, TV, mesin cuci, AC, dan kulkas.
Sebagai pengusaha tangguh, Tomy Winata telah membuktikan bahwa ketekunan dan semangat juang mampu membawa kesuksesan. Melalui Grup Artha Graha dan Artha Graha Peduli, ia terus berkontribusi bagi perekonomian serta masyarakat luas, menjadi inspirasi bagi banyak orang di Indonesia.