Kompleks Apartemen Hyundai di Apgujeong
Properti

Program 1 Juta Hunian Vertikal Diklaim Beri Dampak Positif Pasar Properti

  • Dengan adanya program apartemen ini akan terjadi perkembangan pusat komersial baru dan yang pasti ini ditargetkan meningkatkan kenyamanan hidup pekerja usia produktif

Properti

Debrinata Rizky

JAKARTA - Cushman & Wakefield Indonesia (CWI) menilai rencana program 1 juta hunian vertikal di era presiden Prabowo Subianto akan berdampak positif dan signifikan terhadap pasar properti.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Strstegic Consulting CWI Arief Rahardjo. Dia menilai program 1 juta hunian vertikal memberikan dampak khususnya dalam meningkatkan akses kepemilikan apartemen dengan harga terjangkau di perkotaan.

"Dengan adanya program apartemen ini akan terjadi perkembangan pusat komersial baru dan yang pasti ini ditargetkan meningkatkan kenyamanan hidup pekerja usia produktif,” katanya dalam konferensi pers secara daring pada Selasa, 17 Desember 2024.

Lebih lanjut menurut Arief, pemanfaatan lahan pemerintah dalam program ini akan turut menekan biaya pembangunan sehingga harga apartemen menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat.

Cushman & Wakefield Indonesia menjelaskan jika pasar apartemen murah ini paling banyak berada di Jabodetabek dibandingkan kota-kota besar lainnya.

Pasalnya Jika dilihat dari data perkembangan pasangan apartemen di Jabodetabek juga cukup positif selama 10 tahun terakhir.  Secara keseluruhan, tingkat penjualan apartemen menengah-bawah sangat baik yakni berada di atas 90%. 

Berdasarkan data CWI, tercatat ada lonjakan pengembangan secara signifikan hingga 6x lipat selama kurun waktu 2014-2024.  Namun, sejak 2018, pertumbuhannya mulai terhambat oleh ketidakpastian ekonomi, keterbatasan lahan, serta pendekatan konservatif pengembang. 

Jika dilihat dari sisi pasokan dan permintaan beli masih terbatas, permintaan hunian kembali pulih dalam dua tahun terakhir. Hal ini tercermin dari adanya peningkatan tingkat hunian di mana Non-Subsidi 62,4% dan Subsidi 77%.

Adapun, pengembangan kondominium menengah bawah lebih banyak mengikuti perkembangan titik-titik transportasi seperti stasiun KRL, stasiun LRT, dan jalan tol.

Kota Depok menjadi tingkat penjualan apartemen paling tinggi atau sebesar 98% hal ini disebabkan karena letak Depok yang berdekatan dengan universitas serta adanya rencana pembangunan LRT.

Cushman & Wakefield Indonesia memberikan catatan program apartemen murah ini dapat berhasil jika dukungan pemerintah jelas dan terarah agar konsumen dan pengembang mampu menentukan harga hingga target marketnya ke depan.

Kedua yang menjadi perhatian adalah pemilihan lokasi di mana lokasi strategis masih menjadi pertimbangan masyarakat untuk menjangkau atau memiliki apartemen.

Faktor terakhir harga dan skema pembayaran harus disesuaikan dengan daya beli pasar termasuk mekanisme cicilan terjangkau atau DP yang rendah.