<p>Ilustrasi rumah murah bersubsidi. / Ppdpp.id</p>
IKNB

Program 3 Juta Rumah Ciptakan Segmen Potensial Baru untuk Multifinance saat Otomotif Melesu

  • Sepanjang tahun 2024, penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat bahwa total penjualan mobil dalam negeri hanya mencapai 865.723 unit. Angka ini menurun sekitar 13,9% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya yang mencapai 1.005.802 unit.

IKNB

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perusahaan pembiayaan multifinance untuk memanfaatkan peluang besar dalam program pembangunan 3 juta rumah yang dicanangkan pemerintah. 

Hal ini disampaikan oleh Agusman, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (KE PVML) OJK, dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada Selasa, 14 Januari 2025.

Menurut Agusman, regulasi yang ada telah memberikan landasan kuat bagi perusahaan multifinance untuk berkontribusi dalam sektor perumahan. 

“POJK 35 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan juncto POJK 46 Tahun 2024 tentang pengembangan dan penguatan perusahaan pembiayaan, membuka berbagai jenis skema pembiayaan. Ini mencakup pembiayaan untuk pembelian rumah, ruko, apartemen, rukan, baik baru maupun bekas, serta pembiayaan modal kerja untuk developer perumahan dan toko bangunan. Bahkan, pembiayaan alat berat untuk pembangunan perumahan juga masuk dalam skema ini,” jelasnya.

Penjualan Otomotif Melesu Sepanjang 2024

Sepanjang tahun 2024, penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat bahwa total penjualan mobil dalam negeri hanya mencapai 865.723 unit. Angka ini menurun sekitar 13,9% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya yang mencapai 1.005.802 unit.

Meskipun secara tahunan terjadi penurunan, penjualan mobil pada Desember 2024 menunjukkan tren positif. Gaikindo melaporkan bahwa penjualan wholesales di bulan tersebut mencapai 79.806 unit, naik 6,6% dibandingkan dengan November. Peningkatan ini membantu industri otomotif menutup tahun sesuai dengan target revisi.

Pada awal tahun, Gaikindo menetapkan target penjualan mobil sebesar 1,1 juta unit. Namun, target tersebut direvisi pada Oktober menjadi 850 ribu unit. Penyesuaian ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dalam negeri yang sedang lesu serta penurunan daya beli masyarakat.

Penurunan penjualan mobil ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi industri otomotif di Indonesia pada tahun 2024. Faktor-faktor seperti melemahnya daya beli masyarakat dan kondisi ekonomi yang kurang mendukung menjadi alasan utama di balik penurunan ini. 

Data menunjukkan outstanding pembiayaan multifinance untuk kendaraan bermotor per-November 2024 mencapai Rp347,87 triliun, di mana 68,28% atau Rp237,52 triliun di antaranya merupakan pembiayaan kendaraan baru. 

Peluang Besar di Sektor Perumahan

Agusman menilai bahwa program 3 juta rumah menawarkan potensi besar bagi perusahaan multifinance, terutama untuk diversifikasi portofolio yang sebelumnya didominasi oleh pembiayaan sektor otomotif. 

“Dengan program ini, perusahaan multifinance memiliki alternatif baru yang lebih potensial,” ujarnya.

Untuk mengatasi tantangan keterbatasan modal, Agusman menyarankan perusahaan multifinance meningkatkan sinergi dan kerja sama dengan berbagai pihak, seperti PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) dan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera). 

“Saat ini terdapat 14 perusahaan multifinance yang mendapat dukungan dari SMF dengan total nilai nominal mencapai Rp3,17 triliun. Dukungan ini penting untuk memastikan ketersediaan sumber dana murah jangka panjang,” katanya.

Tantangan Likuiditas dan Pengelolaan Risiko

Meski peluangnya besar, pembiayaan perumahan juga menghadapi tantangan, terutama risiko likuiditas. “Pembiayaan perumahan membutuhkan pendanaan yang stabil dalam jangka panjang. Perusahaan multifinance perlu mengelola risiko likuiditas ini dengan baik,” ungkap Agusman.

Ia juga menambahkan bahwa pembiayaan alat berat akan terdampak positif oleh program ini. “Kebutuhan alat berat untuk pengolahan lahan, pembangunan infrastruktur pendukung, dan konstruksi akan meningkat. Ini menjadi peluang tambahan bagi perusahaan pembiayaan,” jelasnya.

Potensi dan Kinerja Perusahaan Multifinance

Menurut data OJK, hingga November 2024, terdapat 50 perusahaan multifinance yang telah menyalurkan pembiayaan terkait sektor perumahan. 

“Pembiayaan ini mencakup rumah tinggal, ruko, rukan, dan apartemen. Dengan permintaan hunian yang terus meningkat, sektor perumahan akan menjadi segmen potensial bagi perusahaan multifinance pada 2025 dan tahun-tahun mendatang,” jelas Agusman.

Agusman juga menyoroti peran SMF dan BP Tapera dalam mendukung program ini. “Sepanjang 2018 hingga 2024, PT SMF telah menyalurkan pembiayaan untuk 709.956 unit rumah dengan total nominal Rp26,33 triliun. Sementara itu, BP Tapera sejak 2022 hingga 2024 telah menyalurkan pembiayaan untuk 655.300 unit rumah dengan nominal Rp76,05 triliun,” paparnya.

Antisipasi Risiko dan Keberlanjutan Program

Dalam rangka mendukung keberhasilan program 3 juta rumah, perusahaan multifinance diimbau untuk melakukan berbagai langkah antisipasi risiko. 

“Perusahaan harus meningkatkan sumber pendanaan, melakukan diversifikasi portofolio pembiayaan, serta memitigasi risiko yang berkaitan dengan agunan. Penilaian skor kredit debitur yang baik juga menjadi kunci,” kata Agusman.

Edukasi kepada debitur dinilai penting untuk menjaga keberlanjutan operasional perusahaan dan kesuksesan program ini. “Edukasi ini akan membantu menciptakan debitur yang lebih bertanggung jawab dan memastikan stabilitas pembiayaan,” pungkas Agusman.

Program 3 juta rumah tidak hanya menjadi peluang besar bagi perusahaan multifinance tetapi juga membuka jalan bagi industri lain di bawah naungan PVML untuk berkembang. 

Dengan sinergi yang baik antara seluruh pemangku kepentingan, diharapkan program ini dapat berjalan sukses dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat Indonesia.