
Program 3 Juta Rumah Dinilai Jadi Solusi Oversupply Semen
- Diketahui, program ini telah mendapatkan dukungan dari sejumlah negara mitra. Qatar telah berkomitmen untuk membiayai pembangunan 4-6 juta rumah, sementara Uni Emirat Arab (UEA) berkomitmen untuk 1 juta rumah. Selain itu, potensi investasi dari negara-negara seperti Asia lain seperti China Turki, India, dan Singapura juga sedang digalakkan untuk mendukung realisasi program.
Nasional
JAKARTA - Program prioritas Presiden Prabowo Subianto yakni pembangunan 3 juta rumah per tahun dinilai akan menjadi solusi untuk meningkatkan permintaan semen dan mengatasi masalah oversupply (kelebihan pasokan) dalam industri semen nasional.
Menurut Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, program ini diyakini akan terus berlanjut selama kepemimpinan Prabowo Subianto sebagai presiden dan diharapkan menjadi stimulus ekonomi nasional yang signifikan.
"Itu selama Pak Prabowo memimpin, program perumahan akan terus berlangsung," jelas Hashim dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Senin, 3 Februari 2024.
Diketahui, program ini telah mendapatkan dukungan dari sejumlah negara mitra. Qatar telah berkomitmen untuk membiayai pembangunan 4-6 juta rumah, sementara Uni Emirat Arab (UEA) berkomitmen untuk 1 juta rumah. Selain itu, potensi investasi dari negara-negara seperti Asia lain seperti China Turki, India, dan Singapura juga sedang digalakkan untuk mendukung realisasi program.
"Ini belum termasuk dari Tiongkok, Turki, India, Singapura, dan lain-lain. Ini semua akan menjadi stimulus ekonomi bagi 185 bidang ekonomi yang terikat atau tersentuh bidang perumahan, termasuk semen," tambah Hashim.
Hashim menegaskan bahwa pembangunan perumahan skala besar ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan termasuk dalam produksi bahan-bahan yang diperlukan oleh perusahaan mitra.
- Mau Buyback Rp3 Triliun, Saham BBRI Diburu Investor Asing
- IHSG Melorot 2 Persen, Sektor Properti Paling Gigit Jari
- Saham Blue Chip LQ45 dan IHSG Tersungkur Usai Trump Ketok Kebijakan Tarif Impor
Tanggapan Industri Semen
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk (SIG), Donny Arsal, menyatakan bahwa SIG siap memasok kebutuhan semen dengan menjalankan berbagai inisiatif sesuai dengan prinsip bisnis berkelanjutan.
Salah satunya dengan melakukan reduksi emisi karbon melalui penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk meningkatkan efisiensi energi. Selain itu, SIG juga menggunakan bahan baku alternatif dan energi terbarukan dalam proses produksinya.
”Pola operasi yang ramah lingkungan telah mendukung inisiatif dalam memproduksi semen hijau yang tercatat 21 persen sampai dengan 38 persen lebih rendah daripada emisi karbon dibandingkan semen konvensional," jelas Donny.
Menurut Donny, pihaknya telah mengalihkan pendanaan perusahaan ke sustainability linked loan (SLL) yang mengikat pencapaian target keberlanjutan. Perseroan juga telah mendapatkan validasi dari Science Based Targets initiative (SBTi) untuk target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).
- Mau Buyback Rp3 Triliun, Saham BBRI Diburu Investor Asing
- IHSG Melorot 2 Persen, Sektor Properti Paling Gigit Jari
- Saham Blue Chip LQ45 dan IHSG Tersungkur Usai Trump Ketok Kebijakan Tarif Impor
"Komitmen dalam mendukung pencegahan pemanasan global berupa target pengurangan emisi GRK telah meraih validasi dari lembaga internasional, Science-Based Target initiatives," terang Donny.
Menurutnya, program 3 juta rumah per tahun tidak hanya berdampak pada industri semen, tetapi juga diharapkan mampu menciptakan multiplier effect bagi perekonomian nasional. Pembangunan rumah dalam skala besar akan mendorong pertumbuhan sektor-sektor terkait, seperti material bangunan, tenaga kerja, dan jasa konstruksi.
Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan mitra internasional, program 3 juta rumah per tahun diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan perumahan, tetapi juga menjadi contoh nyata pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.