Program Desalinasi, Asa Air Bersih Murah Masyarakat Labuan Bajo
- Dalam sehari, masyarakat biasa merogoh kocek hingga 70.000 hanya untuk membeli kebutuhan air bersih
Gaya Hidup
LABUAN BAJO — Aktivitas nelayan di dermaga-dermaga Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur terlihat sibuk.
Di sepanjang bibir dermaga, berjejer kios dan lapak nelayan yang menjual hasil tangkapan melaut dan air bersih. Ya, di sini air bersih dijual layaknya kebutuhan pokok lainnya.
Dalam sehari, masyarakat biasa merogoh kocek hingga 70.000 hanya untuk membeli kebutuhan air bersih. Sebab, sumber air bersih di wilayah dekat pantai umumnya tak layak minum karena asin.
Padahal, masyarakat sekitar membutuhkan air bukan hanya untuk keperluan sanitasi. Melainkan untuk mencuci hasil tangkapan laut di tempat pelelangan ikan (TPI).
Selama ini, masyarakat pinggir pantai memanfaatkan air bersih yang berasal dari wilayah lain atau pegunungan sekitar. Sayangnya, tak semua sumber air tersedia dalam kondisi bersih, beberapa bahkan masih berupa air campuran kapur dari pegunungan.
Berangkat dari kondisi ini, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) tengah membangun sentra desalinasi air laut di 4 titik. Sebagai informasi, desalinasi atau pengawagaraman adalah proses yang menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia.
Keempat titik desalinasi menelan biaya sebesar Rp2 miliar. Made berkata, semua unit desalinasi ditargetkan beroperasi penuh pada satu hingga dua bulan mendatang.
"Harapannya, masyarakat sekitar TPI akan lebih mudah mengakses air bersih," kata Kepala Cabang Bank Mandiri Labuan Bajo, I Made Runarta, Kamis 19 Juni 2022.
Setelah pembangunan keempat sentra desalinasi rampung, seluruh asetnya akan diserahkan ke Pemda Manggarai Barat. Adapun unit desalinasi di TPI Labuan Bajo, asetnya menjadi milik Dinas Kelautan dan Perikanan dan akan dikelola oleh Perumda Bidadari.
Digitalisasi di TPI
Sejalan dengan gerakan non-tunai (cashless) dari pemerintah, sistem pembayaran di unit desalinasi juga akan menggunakan e-money. Made Runarta menyebut, saat ini pihaknya belum menentukan berapa biaya layanan air bersih ini.
Namun, ia memastikan tarif air bersih akan lebih murah dibandingkan dengan layanan yang sudah ada. Ia menerangkan, tarif air bersih diperlukan untuk operasional desalinasi.
"Cost operasionalnya cukup tinggi. Karena kita menyaring air asin, jadi filternya perlu diganti secara reguler," terang dia.
Ramah Lingkungan
Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Manggarai Barat, H. Mengayung mengungkapkan, keberadaan desalinasi amat penting. Bukan hanya dari segi ekonomi, tapi juga lingkungan.
Unit desalinasi beroperasi dengan teknis yang cukup sederhana. Pompa luar difungsikan untuk menyedot air laut dan mengakirkannya ke mesin desalinasi untuk difilter menjadi air tawar.
Setelahnya, air tawar akan ditampung dan siap untuk digunakan masyarakat. Dengan demikian, proses desalinasi terbilang jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pengeboran air tanah.
Alasannya, pengeboran air tanah di wilayah ini bisa mencapai puluhan meter dan membutuhkan biaya tinggi.
"Luas wilayah perairan di Manggarai Barat jauh lebih luas dari daratan. Sehingga, jika unit sudah beroperasi, maka kami tidak akan kekurangan sumber air," kata Mengayung.
Lebih jauh ia menjelaskan, terdapat 13 dari 264 pulau di Manggarai Barat yang berpenghuni. Dari ketiga belas pulau tersebut, jumlah nelayan mencapai lebih dari 1.900 orang.
"Jadi kalau semua unit desalinasi rampung dan beroperasi. Akan sangat membantu ribuan nelayan dan masyarakat," ujar Mengayung.