BUMN MENJAWAB. 2.jpeg
Nasional

Program Kompor Listrik Batal Serap Oversupply, PLN Tunda Operasikan Pembangkit Baru

  • Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto mengatakan, penyebab oversupply listrik karena ada ketidaksesuaian (missmatch) antara realisasi pertumbuhan ekonomi dengan rencana PLN dalam penyediaan ketenagalistrikan jangka panjang
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Setelah PT PLN (Persero) resmi membatalkan program konversi LPG 3 kg ke kompor listrik yang awalnya untuk menyerap kelebihan pasokan (oversupply), lantas bagaimana selanjutnya?

Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto mengatakan, penyebab oversupply listrik karena ada ketidaksesuaian (missmatch) antara realisasi pertumbuhan ekonomi dengan rencana PLN dalam penyediaan ketenagalistrikan jangka panjang.

"Pemerintah optimis sekali untuk create demand, karena cita-cita pemerintah pasti pertumbuhan ekonomi tinggi. Untuk mencapai itu diperlukan listrik banyak, sehingga PLN ditugaskan menyediakan listrik jangka panjang," kata Adi dalam Acara Ngopi Bareng BUMN pada Kamis, 29 September 2022.

Adanya pandemi COVID-19 membuat perlemahan pertumbuhan ekonomi. Namun satu sisi lainnya pembangkit harus terus bereproduksi normal di wilayah Jawa dan Sumatera.

Maka hingga saat ini PLN masih terus mencari solusi yang tepat untuk mengatasi kelebihan listrik, terutama setelah pandemi mereda sehingga kawasan-kawasan industri terus berkembang.

Selain itu Adi mengungkapkan, PLN melakukan upaya dengan menunda pengoperasian atau Commercial Operation Date (COD) pembangkit-pembangkit baru.

Namun sayangnya ia tak merinci berapa pembangkit yang akan ditunda hingga jumlah produksi listrik yang dapat dikurangi dari upaya tersebut.

Senada dengan Adi, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan pukulan pandemi COVID-19 sebelumnya tak diperkirakan pemerintah, namun dampaknya ternyata sangat besar bagi ekonomi Nasional.

Menurutnya, persoalan kelebihan pasokan yang dialami PLN bukan karena pemerintah terlalu optimis membangun mega proyek 35.000 gigawatt. Namun memang karena pandemi yang menyerang 2 tahun terakhir.