Program Makan Gratis Bisa Dorong Bangkitnya Koperasi Susu
- Kondisi babak belur peternak sapi perah dan koperasi susu belakangan menjadi sorotan. Industri susu nasional terpuruk menyusul impor yang menguasai 80% dari konsumsi susu nasional. Namun, ada secercah harapan untuk bangkit lewat program makan bergizi gratis (MBG).
IKNB
JAKARTA—Kondisi babak belur peternak sapi perah dan koperasi susu belakangan menjadi sorotan. Industri susu nasional terpuruk menyusul impor yang menguasai 80% dari konsumsi susu nasional. Namun, ada secercah harapan untuk bangkit lewat program makan bergizi gratis (MBG).
Sebagai informasi, pemerintah memplot anggaran makan gratis sebanyak Rp71 triliun di tahun depan. Sebanyak 20% atau Rp14 triliun di antaranya bakal dialokasikan untuk pengadaan susu. Menteri Koperasi (Menkop), Budi Arie Setiadi, mengatakan program MBG dapat menjadi momentum kebangkitan koperasi susu.
Hal ini karena program tersebut bakal mengutamakan produk susu dalam negeri. Budi Arie memastikan seluruh produksi susu dari peternak lokal bakal terserap dengan kehadiran MBG. Menkop menyebut saat ini gabungan koperasi di Indonesia hanya dapat menyediakan susu dengan nilai agrerat Rp1,5 triliun per tahun.
Angka tersebut sangat jauh dari alokasi anggaran untuk susu gratis dalam program MBG yang mencapai Rp14 triliun. “Artinya, produk dari koperasi susu pasti terserap karena kekurangannya masih sangat banyak,” ujar Budi, dikutip dari Antara, Selasa, 12 November 2024.
Investasi Alat Olah Susu
Budi mengatakan Kemenkop bakal berkoordinasi dengan koperasi susu dan industri pengelola susu (IPS) di seluruh Indonesia untuk menjamin penyerapan produksi susu koperasi. “Koperasi susu Indonesia potensinya besar sekali. Perlu diorganisir dan diberikan investasi berupa alat pengolahan susu yang berkualitas,” kata Budi.
Menkop menyebut koperasi susu di RI masih butuh pengembangan karena baru dapat mencapai tahap pasteurisasi. Sedangkan untuk penyediaan nutrisi yang lebih, industri pengolahan susu perlu mencapai tahap UHT. Pihaknya bakal mengupayakan penguatan modal melalui LPDB Koperasi yang siap membiayai lembaga dengan dana bergulir.
Diketahui, Indonesia memiliki banyak koperasi susu berkualitas seperti di Lembang, Pangalengan, Garut, Malang, Pujon, Boyolali, Pasuruan hingga Subang. “Nanti kami akan berkeliling melihat kondisi koperasi. Jika butuh modal, bisa lewat LPDB,” ujar Budi.
Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, mengatakan kehadiran program makan gratis dari Badan Gizi Nasional (BGN) akan memastikan pasar bagi produk koperasi. “Bukan hanya koperasi susu, tapi koperasi lain yang terkait dengan program BGN,” ujarnya.
Baca Juga: Saatnya Warga Miskin Tak Hanya jadi Obyek Makan Gratis
Selain susu, dia mengatakan koperasi dapat berperan memastikan ketersediaan bahan pangan seperti ayam, telur, dan sayuran. Koperasi, imbuhnya, dapat menjadi wadah petani dan peternak lokal dalam penyediaan bahan pangan tersebut.
“Makan bergizi gratis tak hanya menjadi solusi masalah kesehatan, tapi juga membuka peluang ekonomi bagi rakyat,” ujar Ferry. Sementara itu, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) siap bersinergi dengan Kemenkop dan BGN dalam program MBG.
“Kami akan mempersiapkan semua dan mengarahkan BUMDes yang tersebar, bekerja sama dengan koperasi terkait pembagian distribusi bahan pokok untuk program makan bergizi gratis,” ujar Wakil Menteri Desa dan PDT, Ahmad Riza Patria. Kemendes membina 75.265 desa dan sekitar 20.367 BUMDes. Setengah dari BUMDes tersebut bergerak di sektor pangan.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menegaskan peran penting koperasi dan BUMDes dalam memastikan pasokan bahan baku makan gratis. “Kolaborasi pemerintah, koperasi, BUMDes dan petani sangat dibutuhkan demi keberhasilan program ini,” ujarnya.