Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka (Reuters/Kim Kyung-Hoon)
Nasional

Program Makan Siang dan Susu Gratis Butuh 6 Juta Ton Beras dan 4 Juta KL Susu

  • Sebanyak 6,7 juta ton beras dan susu sapi sebanyak 4 juta kiloliter tersebut akan digunakan untuk memenuhi komposisi makanan yang memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna

Nasional

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Program makan siang dan susu gratis dari pasangan calon (paslon) 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memerlukan sekitar 6,7 juta ton beras dan 4 juta kiloliter (KL) susu sapi.

Menurut Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN), Budiman Sudjatmiko, jumlah beras sebanyak 6,7 juta ton dan susu sapi sebanyak 4 juta kiloliter tersebut akan digunakan untuk memenuhi komposisi makanan yang memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna.

“Dalam skala penuhnya akan memerlukan hingga 6,7 juta ton beras per tahun, 1,2 juta ton daging ayam per tahun, 500 ribu ton daging sapi per tahun, 1 juta ton daging ikan per tahun, berbagai kebutuhan sayur mayur dan buah‐buahan, hingga kebutuhan 4 juta kiloliter susu sapi segar per tahun,” kata Budiman melalui keterangan tertulis, dikutip pada Kamis, 22 Februari 2024.

Budiman yakin program ini akan memberikan manfaat sepenuhnya kepada sekitar 82,9 juta anak sekolah dan pesantren di seluruh Indonesia. Dalam dokumen Visi, Misi, dan Program Prabowo-Gibran, program makan siang dan susu gratis direncanakan akan diterapkan secara bertahap dan diharapkan akan mencapai 100% cakupannya pada tahun 2029.

Untuk mewujudkan program ini sepenuhnya, diperkirakan akan dibutuhkan pembiayaan hingga mencapai Rp450 triliun.

“Sehingga, diperkirakan secara bertahap, program ini memerlukan pembiayaan sebesar Rp100‐120 triliun pada tahun pertama pemerintahan Prabowo‐Gibran,” ujar Budiman.

Budiman menyatakan, Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta koperasi akan dimobilisasi untuk membentuk rantai pasokan khusus yang diperlukan dalam program ini. Sementara itu, industri besar pangan nasional bertanggung jawab atas meningkatkan kualitas, produktivitas, dan penerapan teknologi pertanian.

Selain mengoptimalkan peran BUMDES, sekitar 10 ribu dari total 74.961 desa akan terlibat dalam produksi padi guna memenuhi kebutuhan program ini. Selain itu, sekitar 20 ribu desa memiliki potensi untuk mengembangkan peternakan ayam pedaging, petelur, dan peternakan sapi perah.

“Dua ribu desa nelayan untuk penyediaan ikan segar, serta ribuan desa lainnya dilibatkan dalam pemenuhan kebutuhan sayur mayur, buah‐buahan hingga bumbu masak untuk penyediaan makan siang gratis,” ungkap Budiman.

Budiman menilai dengan menggunakan pendekatan gotong royong dalam produksi pangan, dapat menghemat sebanyak 40-50% dari kebutuhan pembiayaan program yang awalnya berasal dari APBN jika hanya melakukan pengeluaran pada tahap hilir.

Budiman memperkirakan dalam tahun pertama pelaksanaan program makan siang gratis, alokasi APBN yang diperlukan diperkirakan sekitar Rp50-60 triliun. Angka APBN tersebut dapat disesuaikan oleh pemerintah melalui upaya efisiensi dalam pengelolaan anggaran serta peningkatan penerimaan negara.