Penanaman Satu Pohon SKK Migas.
Korporasi

Program One Two Trees, Teladan dari Industri Hulu Migas Wujudkan Lingkungan Berkelanjutan

  • Program One Two Trees yang diluncurkan SKK Migas bersama KKKS merupakan aksi nyata dari industri hulu migas dalam mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Peluncuran One Two Trees yang diinisiasi oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) disambut positif dari berbagai pihak. Program yang merupakan bagian untuk merealisasikan pilar ketiga dalam Indonesia Oil & Gas 4.0 yaitu, Ensuring Environmental Sustainability, dinilai akan membantu dalam mengurangi emisi karbon di Indonesia.

Chief Executive Officer Lindungi Hutan, Miftachur Robani, mengapresiasi program One Two Trees yang diluncurkan SKK Migas bersama KKKS. Menurut dia, program tersebut merupakan aksi nyata dari industri hulu migas dalam mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan. Dia berharap program ini dapat mendorong masyarakat untuk turut serta menjaga lingkungan.

“Di tengah semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terkait isu keberlanjutan, mereka (industri hulu migas) dapat menjadi teladan bagi sektor yang lain dengan melibatkan karyawan sehingga menjadi agen perubahan bersama untuk lingkungan yang lebih baik,” kata Miftachur Robani saat dihubungi wartawan. 

Peluncuran program One Two Trees ditandai dengan penanaman 10.000 pohon di Taman Mangrove Jakarta, Pantai Indah Kapuk, pada Sabtu pekan lalu. Program ini mewajibkan setiap pekerja di industri hulu migas untuk menanam dua pohon hingga Oktober 2023. Dengan jumlah pekerja di industri hulu migas yang mencapai 42 ribu orang, maka diharapkan lebih dari 84 ribu pohon penyerap karbon dapat ditanam. 

Robani melanjutkan kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan di industri hulu migas diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan sehingga akan berdampak luas bagi lingkungan serta masyarakat sekitar. “Dengan teknologi pemantauan yang kami hadirkan dapat melacak hasil dari kegiatan penanaman sehingga tidak berakhir dalam seremonial saja. Semoga dapat membantu mewujudkan cita-cita kami dalam Bersama Menghijaukan Indonesia,” jelas Robani.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, turut memberikan apresiasi kepada SKK Migas dan pelaku industri hulu migas yang secara nyata  mendukung pengurangan emisi karbon melalui program One Two Trees. “Kita bersama-sama menyaksikan aksi nyata dari implementasi rencana strategis IOG 4.0. Ini adalah salah satu upaya bahwa industri hulu migas bisa berkontribusi terhadap penurunan emisi karbon,” kata Dadan yang turut hadir dalam peluncuran program One Two Trees.   

Direktur Jenderal Pengelolaan DAS dan Reha­bilitasi Hutan Kementerian LHK, Dyah Murtiningsih juga mendukung peluncuran program One Two Trees. Dia menjelaskan Indonesia merupakan negara dengan hutan mangrove terbesar di dunia yakni sekitar 3,6 juta hektar atau setara 23 persen dari hutan mangrove di dunia. 

“SKK Migas mempunyai komitmen membantu Indonesia dalam rehabilitasi mangrove setiap tahunnya. Kita semua memiliki langkah yang sama dalam memulihkan, meningkatkan, dan mempertahankan ekosistem mangrove secara bersama-sama,” kata Dyah. 

Adapun SKK Migas menargetkan penanaman pohon di tahun 2023 mencapai 2 juta pohon atau meningkat dibandingkan realisasi penanaman pohon di tahun 2022 yang sebanyak 1,7 juta pohon, sedangkan tahun 2021 sebanyak 1,2 juta pohon. Hingga Semester I/2023, industri hulu migas telah menanam 446 ribu pohon atau sekitar 22 persen dari target, dengan potensi penyerapan emisi karbon sebanyak 887 ribu ton C02 per tahun. 

Target penanaman 2 juta pohon ini akan direalisasikan melalui rehabilitasi daerah aliran sungai, program pengembangan masyarakat, program penghijauan pada buffer zona fasilitas produksi atau fasilitas pendukung, serta pemulihan lingkungan, termasuk lingkungan sekitar pekerja industri hulu migas dalam program One Two Trees.

“Dalam rencana strategi IOG 4.0 tidak hanya memproduksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030, juga mengoptimalkan peningkatan nilai tambah dari kegiatan hulu migas dengan memastikan keberlanjutan lingkungan. Program keberlanjutan lingkungan yang dijalankan industri hulu migas ini sejalan dengan dalam menciptakan net zero emission pada 2060,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.