Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan program bagi-bagi Alat Masak Berbasis Listrik (AML) yakni penanak nasi (rice cooker) akan direalisasikan tahun ini.
Energi

Program Rice Cooker Gratis Diharap Tak Gagal Seperti Kompor Listrik

  • Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa berharap realisasi pendistribusian pada program bagi-bagi rice cooker atau penanak nasi oleh pemerintah harus berjalan dan tidak boleh gagal seperti program kompor listrik.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa berharap program rice cooker gratis dapat terealisasi alias tidak gagal seperti program kompor listrik.

Fabby mengatakan, program rice cooker gratis harus memiliki skema yang jelas dan terukur. Sehingga tidak mengulang kegagalan program kompor listrik yang tidak matang namun sudah kadung diumumkan sehingga menuai banyak kontroversi.

"Kalau kompor listrik kan layu sebelum berkembang belum ada gerakan apa apa dihentikan. Untuk rice cooker ini kan sudah ada anggarannya, persiapan, target hingga peraturan menteri, jadi tinggal implementasi," katanya saat ditemui di Jakarta pada Senin, 9 Oktober 2023.

Fabby menyoroti,  tantangan pemerintah yang paling besar memang di pendistribusian dan diberikan kepada masyarakat yang tepat. Pemerintah diketahui telah bekerja kerja sama dengan provinsi yang menjadi sasaran, di mana memastikan penerima sudah sesuai dengan nama (by name by address).

Faktor Efektifitas Rice Cooker

Fabby menjelaskan, jika saat ini belum ada yang bisa menjamin efektifitas pengguunaan rice cooker di masyarakat. Pasalnya penggunaan rice cooker di Indonesia kebanyakan hanya untuk menanak nasi.

Ada tiga faktor yang disoroti Fabby untuk menaikkan efektifitas rice cooker jika program ini ingin berhasil. Pertama pemerintah harus memperhatikan seberapa lama masyarakat penerma manfaat  masak, jika semakin lama maka konsumsi listriknya lebih banyak.

Kedua aktivitas memasaknya, Fabby mengatakan, apakah masyarakat hanya masak nasi atau masak makanan lainnya sehigga bisa mensupsitusi LPG.

Ketiga yang paling utama kata Fabby, seberapa luas masyarakat yamg memakai rice cooker seusai dibagikan. Fabby menyoroti bisa saja paket rice cooker yang dibagikan ke masyarakat tidak digunakan dengan bijak.

Saat ini langkah yang harus dilakukan pemerintah adalah mengajarkan penggunaan rice cooker yang optimal bukan sekedar menanak nasi. Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) untuk merealisasikan bantuan penanak nasi (rice cooker) gratis ke masyarakat.

Aturan ini tertuang dalam Permen ESDM Nomor 11 tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga. Menteri ESDM Arifin Tasrif meneken aturan tersebut pada 26 September 2023 dan diundangkan di Jakarta pada 2 Oktober 2023.

Dalam aturan tersebut Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Gatrik) ditetapkan sebagai penyelenggaraan kebijakan. Sedangkan untuk Badan usaha yang akan terlibat, terdiri dari PT PLN (Persero) dan PT Pelayanan Listrik Nasional Batam atau PLN Batam.

Kementerian ESDM menyebutkan, program ini bertujuan untuk menjamin akses energi bersih yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan. Selain itu, penggunaan rice cooker diharapkan bisa mengurangi impor liquefied petroleum gas (LPG) yang yang digunakan untuk memasak, dan meningkatkan konsumsi listrik per kapita.