Smelter Freeport
Industri

Progres Capai 51 Persen, Smelter Freeport di Gresik Ditarget Rampung Akhir 2023

  • Proyek smelter Freeport Indonesia di Gresik memakan investasi Rp25 triliun.

Industri

Laila Ramdhini

JAKARTA - Pembangunan proyek smelter yang dilakukan PT Freeport Indonesia (PT FI) di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur telah mencapai 51,7% hingga akhir Desember 2022. 

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Toni Wenas mengungkapkan pembangunan smelter tersebut menelan investasi sekitar US$1,63 miliar atau setara Rp25 triliun.

“Proyek ini ditargetkan selesai konstruksi pada akhir 2023,” kata Toni dalam keterangan resmi, dikutip Senin, 16 Januari 2023.

Toni mengatakan pembangunan ini merupakan wujud PT Freeport Indonesia dalam mendukung kebijakan hilirisasi pemerintah. 

Untuk diketahui, pada Desember 2018, PTFI telah menerima Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dari pemerintah Indonesia yang memungkinkan PTFI untuk tetap beroperasi di wilayah pertambangan mineral Grasberg hingga 2031. 

Dalam IUPK tersebut, disebutkan bahwa PTFI memiliki hak perpanjangan operasi hingga 2041, dengan syarat PTFI menyelesaikan pembangunan smelter baru dan memenuhi kewajiban perpajakan kepada Pemerintah Indonesia.

Sejalan dengan IUPK tersebut, PTFI sudah mulai membangun smelter baru dengan nama Smelter Manyar. Adapun luas total smelter Manyar sekitar 100 hektare.

Toni menjelaskan smelter Manyar dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun yang menjadikannya sebagai tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.

Hasil pengolahan smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun.

"Dengan demikian setelah smelter Manyar beroperasi, Freeport mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun," kata dia.

Smelter Manyar nantinya akan memproduksi katoda tembaga sebesar 550.000 ton per tahun. Smelter tersebut juga dilengkapi dengan pemurnian emas dan perak.

Mengenai fasilitas, smelter PTFI ditunjang dengan kehadiran dua pelabuhan, satu di antaranya khusus untuk operasional smelter. Untuk menyelesaikan proyek tersebut, PTFI memperkirakan investasi yang dibutuhkan sebesar US$3 miliar atau setara Rp45 triliun.