Nampak sejumlah pekerja menggunakan alat berat menyelesaikan pembangunan jalan tol Serpong - Balaraja (Serbaraja) di kawasan Rawa Buntu , Tangerang Selatan Selasa 8 Maret 2022. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Nasional

Progres Konstruksi Jalan Tol Kuala Tanjung-Parapat 63 Persen, Pangkas Waktu Tempuh ke Danau Toba jadi 2 Jam

  • PT Hutama Karya (Persero) (PTHK) terus melakukan pengerjaan konstruksi ruas jalan tol terpanjang di Provinsi Sumatra Utara.

Nasional

Liza Zahara

JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) (PTHK) terus melakukan pengerjaan konstruksi ruas jalan tol terpanjang di Provinsi Sumatra Utara. Hingga kini, progres konstruksi Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat sudah mencapai 63,08%.

Jalan tol sepanjang 143,5 kilometer (km) ini akan mempercepat waktu tempuh menuju destinasi super prioritas (DSP) Danau Toba menjadi 1,5 hingga 2 jam. Lebih cepat dibandingkan melalui jalan arteri lebih dari 4 jam.

Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengatakan, nantinya jalan tol ini menjadi jalan alternatif bagi masyarakat yang ingin menuju Danau Toba. Diharapkan juga dapat mempermudah serta memperlancar arus lalu lintas barang dari Medan ke Parapat, begitu juga sebaliknya.

"Hingga saat ini progres Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat yang kami kerjakan tanpa VGF memiliki presentase progres lahan sebesar 87,7% dan progres konstruksinya sebesar 63,08%," kata Koentjoro dalam keterangan resmi, Kamis, 24 Maret 2022.

Koentjoro melanjutkan, dalam pembangunan tol ini dilibatkan perusahaan sub kontraktor baik dari skala peengusaha nasional maupun pengusaha lokal. Keterlibatan pengusaha ini membantu perseroan untuk mempercepat penyelesaian pencapaian target operasional jalan tol serta sebagai komitmen perusahaan membuka lapangan kerja di sekitar proyek tol.

Pembangunan jalan ini dilaksanakan oleh Hutama Karya dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dan anak perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yakni PT Waskita Toll Road (WTR).

Ketiga perusahaan tersebut membetuk Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yaitu PT Hutama Marga Waskita (Hamawas) khusus untuk menjalankan pembangunan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat.

Adapun nilai investasi pada proyek ini mencapai Rp13,45 triliun dengan skema pendanaan dilakukan sharing modal. Hutama Karya sebesar 94,08%, Jasa Marga 2,96%, dan Waskita Toll Road sebesar 2,96%.

Proses Pembangunan Jalan Tol

Direktur Utama Hamawas Dindin Solakhuddin mengungkapkan, dalam proses pembangunan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat menerapkan sejumlah teknologi baru untuk mempercepat proses pelaksanaannya.

Teknologi baru yang diterapkan di antaranya aplikasi monitoring berbasis cloud sharing pada building information modelling (BIM). Artinya, aplikasi ini dapat diakses melalui perangkat digital lintas platform terdiri dari android, Windows, dan iOS.

Penggunaan Aplikasi BIM pada Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat bermanfaat sebagai alat monitoring dan controlling pekerjaan pembangunan jala tol serta progres pembangunan baik secara makro maupun mikro.

Upaya lain untuk mempercepat proses konstruksi ialah dengan melakukan koordinasi dan asistensi dengan berbagai pihak ketika di lapangan. Sehingga pekerjaan dapat selesai sesuai target yang ditentukan dan memiliki kualitas optimal dari segi pelayanan dan keamanan, yang nantinya digunakan oleh pengguna saat jalan telah dioperasikan.

Jalan tol ini terdiri dari 6 seksi terdiri seksi 1 Tebing Tinggi-Inderapura 20,4 km, seksi 2 Indrapura-Kuala Tanjung 18,05 km, seksi 3 Tebing Tinggi-Serbelawan 30 km, seksi 4 serbelawan-Pematang Siantar 28 km, seksi 5 Pematang Siantar-Seribudolok 22,3 km, dan seksi 6 Seribudolok-Parapat 16,7 km.

Kemudian terdapat Junction Tebing Tinggi sepanjang 7,9 km dengan memiliki lokasi yang strategis dan terbagi ke dalam dua koridor. Koridor pertama, Ruas Tebing Tinggi-Inderapura-Kuala Tanjung yang menjadi konektivitas backbone Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). Koridor kedua, Ruas Tebing Tinggi-Parapat yang merupakan koridor konektivitas regional Sumatra Utara menuju Danau Toba dan Pelabuhan Kuala Tanjung.