Bursa Kripto Indonesia
Fintech

Prospek Bitcoin Kala Harga Jeblok Usai Cetak Rekor Tertinggi

  • Kapitalisasi pasar kripto global anjlok menjadi sekitar US$2,2 miliar, sementara harga Bitcoin anjlok di bawah US$57.000 untuk pertama kalinya sejak akhir Februari

Fintech

Ananda Astri Dianka

JAKARTA – Harga Bitcoin (BTC) tercatat jatuh setelah rekor tertinggi dan peristiwa halving. Nilai BTC telah turun 17% dalam sebulan terakhir dan 10% dalam seminggu terakhir.

Halving Bitcoin adalah peristiwa yang terjadi empat tahun sekali ketika imbalan bagi penambang Bitcoin (block reward) berkurang setengah setelah selesai menambang 210.000 blok.

Kapitalisasi pasar kripto global anjlok menjadi sekitar US$2,2 miliar, sementara harga Bitcoin anjlok di bawah US$57.000 untuk pertama kalinya sejak akhir Februari. Altcoin populer, termasuk Solana (SOL), Dogecoin (DOGE), dan Shiba Inu (SHIB), memiliki kinerja yang lebih buruk lagi, mengalami penurunan dua digit dalam skala harian.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan penurunan harga Bitcoin disebabkan banyak   memasuki mode risk-off menjelang keputusan suku bunga The Fed. Aksi jual pasar kripto pun terpantau masih terus berlanjut, meski The Fed mempertahankan suku bunga pada kisaran target 5,25-5,50%.

"Meskipun sejalan dengan ekspektasi pasar, keputusan The Fed tersebut seharusnya mendorong permintaan pembeli terhadap BTC dan pasar kripto yang lebih luas. Pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell juga ramah terhadap pasar kripto, walaupun tidak menanggapi ekspektasi penurunan suku bunga. Komentar tersebut tidak hawkish seperti yang dikhawatirkan pasar. The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada bulan Mei dan Juni, dengan kemungkinan penurunan pertama pada akhir tahun ini," kata Fyqieh, Kamis 2 Mei 2024.

Melemahnya Bitcoin juga disebabkan oleh arus keluar ETF Bitcoin yang terus berlanjut. Sentimen penghindaran risiko investor terlihat jelas di dana ETF BTC, di mana investor telah menarik modalnya selama berhari-hari. Pada tanggal 1 Mei, ETF ini memiliki total aliran kumulatif sebesar US$11,942 miliar, turun sekitar 10% dari puncak lokalnya sebesar US$12,925 miliar pada minggu lalu.

Analisis Harga Bitcoin dan Peluang Pembelian

Harga Bitcoin anjlok atau diperdagangkan sideways setelah halving, sehingga memicu opini bahwa aktivitas harga BTC bisa menurun seiring dengan berlanjutnya arus keluar ETF. Menurut Fyqieh, pasar Bitcoinkemungkinan akan mengalami jeda dari harga yang lebih tinggi untuk beberapa waktu setelah halving.

Dari sisi analisis teknikal, BTC saat ini berada dalam posisi yang nyaman di bawah EMA 50 hari, sementara tetap di atas EMA 200 hari, memberikan sinyal bearish dalam jangka pendek namun bullish dalam jangka panjang.

Pergerakan harga Bitcoin akan dipengaruhi oleh potensi penembusan dari level resistensi sebesar US$60.365, yang dapat mendorong pembeli menuju EMA 50 hari dan level resistensi US$64.000. Namun, tekanan jual mungkin meningkat di level resistensi US$64.000, karena EMA 50 hari bertemu dengan level resistance.

"Para investor perlu dipertimbangkan data pasar tenaga kerja AS dan data aliran ETF BTC-spot dari Hong Kong dan AS. Sebaliknya, jika BTC turun di bawah level US$55.000, investor dapat memperkuat posisi mereka di level dukungan US$52.884. Dengan RSI 14 Harian saat ini berada pada 31,71, Bitcoin mungkin mengalami penurunan menuju level US$55.000 sebelum memasuki wilayah oversold," analisis Fyqieh.

Meskipun pasar kripto telah mengalami koreksi yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir, beberapa investor tetap teguh, melihat kondisi saat ini sebagai peluang untuk memasuki ekosistem kripto dengan harga yang lebih terjangkau. Sentimen secara keseluruhan dalam pasar kripto telah berubah menjadi netral untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir, setelah berada dalam wilayah "Greed". 

Ini bisa menjadi indikasi bahwa pasar mulai stabil karena tingkat keserakahan pelaku pasar telah menurun.