<p>Karyawati salah satu bank menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar di Jakarta, Selasa, 8 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Prospek Cerah Obligasi Negara di Paruh Kedua 2021

  • Lelang Surat Utang Negara (SUN) diproyeksikan bakal mengalami peningkatan pesat dari aspek penawaran dan nominal yang dimenangkan pada semester II-2021. Kondisi ini berbanding terbalik saat paruh pertama 2021 di mana instrumen obligasi negara ini sepi peminat.

Pasar Modal
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Lelang Surat Utang Negara (SUN) diproyeksikan bakal mengalami peningkatan pesat dari aspek penawaran dan nominal yang dimenangkan pada semester II-2021. Kondisi ini berbanding terbalik saat paruh pertama 2021 di mana instrumen obligasi negara ini sepi peminat.

Lelang pertama SUN pada di paruh kedua tahun ini pada Selasa, 6 Juli 2021 mencatatkan adanya oversubscribed hingga 2,5 kali. Kepala Ekonom Bank Permata Tbk (BNLI) Josua Pardede menilai obligasi negara ini kini menjadi buruan karena adanya peningkatan risiko di pasar keuangan Amerika Serikat (AS).

“Rilis data tenaga kerja AS yang memberikan hasil mixed praktis mengurangi ekspektasi pasar atas pengetatan moneter oleh The Fed,” kata Josua kepada Trenasia.com, Rabu, 7 Juli 2021.

Hal itu yang kemudian membuat investor berbondong-bondong melirik instrumen obligasi di emerging market, termasuk Indonesia. Menurut Josua, kondisi ini bakal berlanjut setidaknya hingga akhir tahun ini.

“Seiring dengan mulai ragunya para investor akan percepatan kebijakan tapering oleh The Fed, sentimen risk-on masih mendominasi pasar keuangan Asia,” ucap Josua.

Padahal, pada semester I-2021, mayoritas SUN tercatat tidak berhasil mencapai target indikatif.  Puncaknya, pemerintah pernah hanya mengantongi Rp4,75 triliun dari target indikatif Rp30 triliun pada Selasa, 30 Maret 2021.

Sementara itu, pada lelang terakhir Selasa, 6 Juli 2021, pemerintah berhasil menarik dana hingga Rp34 triliun atau melampaui target indikatif sebesar Rp30 triliun.

Total penawaran yang masuk pun membeludak hingga Rp83,40 triliun. Sepanjang 2021, pemerintah tercatat telah melakukan 13 kali lelang Surat Berharga Negara (SBN).  Josua juga menyebut kehadiran tiga seri baru pada lelang kemarin berpengaruh besar terhadap ekspektasi investor.

Tiga seri itu tercatat menjadi buruan utama investor. Catatan cemerlang dibukukan oleh nominal yang dimenangkan pada tiga seri Fixed Rate (FR) baru, yakni FR0091, FR0090, dan FR0092.

Seri Fixed rate (FR) FR0091 menjadi kontributor terbesar lelang SUN kali ini dengan jumlah nominal yang dimenangkan menyentuh Rp12 triliun. Seri yang jatuh tempo pada 15 April 2032 ini dimenangkan dengan rata rata imbal hasil atau yield sebesar 6,58%.

Berselisih tipis, seri FR0090 tercatat dimenangkan dengan nominal Rp11,45 triliun. Sementara Seri FR0092 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2042 dicaplok investor pada nominal Rp6,1 triliun.

Josua memproyeksikan lelang SUN ini bakal gencar dilakukan pemerintah pada semester II-2021. Selain adanya sentimen positif, pemerintah juga diketahui tengah gencar mencari dana untuk pembiayaan anggaran penanganan COVID-19 yang melonjak.

Seperti diketahui, pemerintah meningkatkan dana pos anggaran kesehatan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 dari Rp182 triliun menjadi Rp193 triliun.  Peningkatan anggaran ini untuk memenuhi kebutuhan penanganan COVID-19.

“Realokasi PEN untuk anggaran kesehatan dan perlindungan sosial yang meningkat untuk merespon adanya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat saya kira akan meingkatankan target penerbitan SUN atau pun sukuk,” ujar Josua.

Melanjutkan momentum sentimen, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu bakal melakukan lelang  Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa, 13 Juli 2021.

DJPPR bakal melego enam seri sukuk negara pada lelang tersebut, antara lain SPN-S 140120 (new issuance), PBS027 (reopening),  PBS017 (reopening), PBS029 (reopening), PBS004 (reopening), PBS028 (reopening). Adapun target indikatif yang dipatok DJPPR pada lelang sukuk mendatang adalah Rp11 triliun. (RCS)