Pekerja beraktifitas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan perdana di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 3 Januari 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Prospek Cerah Panca Budi Idaman (PBID) dari Hasil Jualan Plastik

  • Produsen dan distributor kantong plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) diprediksi mengalami pertumbuhan kinerja selama 2022.

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Produsen dan distributor kantong plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) diprediksi mengalami pertumbuhan kinerja selama 2022. Di tengah pandemi, perseroan secara konsisten membagikan 50% dari laba bersihnya sebagai dividen, dengan dividen yield 4% - 6% dalam dua tahun terakhir.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan meyakini perekonomian akan pulih lebih cepat pada tahun ini, di tengah wabah virus corona varian baru yang sedang berlangsung. Mengingat vaksin booster sudah didistribusikan oleh pemerintah sejak awal tahun.

Menurutnya, mobilitas akan turut pulih dengan lebih cepat dan akan menguntungkan pedagang kaki lima. Terutama pedagang yang menyajikan produk dengan kantong plastik. Sehingga, ia melihat pemulihan permintaan kantong plastik akan lebih cepat.

Panca Budi Idaman sendiri telah menguasai 32% pangsa pasar kantong plastik di seluruh Indonesia dengan total kapasitas produksi tahunan lebih dari 138.000 ton yang terdiri dari kantong plastik, bungkus makanan, sedotan plastik dan lain-lain. 

Sebagai catatan, salah satu strategi PBID adalah mendistribusikan produknya langsung ke pengecer di seluruh Indonesia, terutama di pasar tradisional. Dengan keunggulan seperti ini, Rizkia menilai PBID akan dapat dengan cepat menangkap pemulihan permintaan kantong plastik. 

Selain itu, kata dia, tren peningkatan layanan pesan-antar makanan dan ekspansi perusahaan ke Jawa Timur dan Indonesia Timur juga akan menguntungkan perseroan secara keseluruhan. 

“Panduan proyeksi pertumbuhan laba bersih PBID tahun 2022 berada pada 10 – 15 persen secara tahunan,” urainya melalui riset yang diterima Kamis, 3 Januari 2022.

Hingga sembilan bulan pertama tahun lalu, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebanyak Rp320,8 miliar. Angka ini melonjak 19,3% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun pendapatan PBID tercatat mencapai Rp3,23 triliun, atau tumbuh sekitar 12,7% yoy. Secara triwulanan, laba bersih pada kuartal III-2021 ambles 24,8% terutama karena pembatasan mobilitas yang lebih ketat pada periode Juni – Juli 2021, serta adanya kenaikan biaya bahan baku. 

“Kami yakin kinerja perseroan di kuartal keempat 2021 akan menunjukkan angka positif, karena adanya pelonggaran dari pembatasan selama kuartal,” tambah Rizkia.