Aktifitas pelayanan perbankan di salah satu cabang BSI kawasan Gatot Subroto, Jakarta. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Prospek Cerah Saham BSI (BRIS) Pasca Lompatan Laba Semester I-2024

  • BRI Danareksa Sekuritas tetap merekomendasikan beli untuk saham BRIS, didorong oleh pertumbuhan kinerja keuangan yang kuat pada semester I-2024. Target harga untuk saham BRIS ditetapkan di Rp2.700 per saham.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) pada perdagangan sesi pertama, Selasa, 3 September 2024, terpantau melemah 1,15% ke level Rp2.580 per saham. Pelemahan ini terjadi seiring dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kurang bergairah selama periode perdagangan tersebut.

Meskipun demikian, BRI Danareksa Sekuritas tetap merekomendasikan beli untuk saham BRIS, didorong oleh pertumbuhan kinerja keuangan yang kuat pada semester I-2024. Target harga untuk saham BRIS ditetapkan di Rp2.700 per saham.

"Kami tetap merekomendasikan beli saham BRIS karena lompatan kinerja dan prospek besar pasar keuangan syariah di masa depan," ungkap analis BRI Danareksa Sekuritas, Victor Stefano, dalam riset pada Selasa, 3 September 2024. 

Menurut BRI Danareksa Sekuritas, laba bersih BRIS diperkirakan akan naik menjadi Rp6,58 triliun tahun ini, dari Rp5,70 triliun pada tahun sebelumnya. Selain itu, PPOP (Pre-Provision Operating Profit) perusahaan diproyeksikan meningkat menjadi Rp11,56 triliun tahun ini, dari Rp10,21 triliun pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, Mandiri Sekuritas juga memberikan rekomendasi beli saham BRIS, dengan target harga Rp3.050 per saham. Target ini didasarkan pada pertumbuhan laba yang kuat serta percepatan pembiayaan yang signifikan.

Dari sisi kinerja, pada semester I-2024, BRIS mencatat peningkatan laba bersih sebesar 20,28% tahun ke tahun, mencapai Rp3,4 triliun. Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK), serta peningkatan produktivitas pendapatan non-pembiayaan dan penurunan biaya kredit.

Kinerja Keuangan BRIS

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa perusahaan berhasil menjaga kinerja keuangan dan bisnis dengan baik di tengah tantangan ekonomi makro. Ini terlihat dari pertumbuhan di berbagai pos seperti pembiayaan, DPK, dan rasio dana murah (CASA).

"Kinerja ini adalah hasil konsistensi manajemen dalam menerapkan strategi bisnis yang berfokus pada pertumbuhan berkelanjutan di segmen ritel, konsumer, serta UMKM, baik dari sisi pendanaan maupun pembiayaan," ujar Hery dalam konferensi pers kinerja BSI kuartal II 2024 yang digelar secara virtual pada Senin, 2 September 2024.

Hingga semester I tahun ini, Hery menyebutkan bahwa BSI berhasil menyalurkan total pembiayaan sebesar Rp257,39 triliun, tumbuh 15,99% secara tahunan. Rasio pembiayaan bermasalah juga terjaga dengan NPF (Non-Performing Financing) gross turun ke level 1,99%, dari 2,31% pada Juni 2023.

"Pembiayaan didukung oleh segmen ritel dan konsumer termasuk UMKM yang mencapai Rp184,61 triliun. Segmen wholesale mengomposisi 28,27% dengan outstanding sebesar Rp72,77 triliun," tambahnya.

Ini menunjukkan bahwa segmen ritel, konsumer, dan UMKM memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan pembiayaan BSI. Selain itu, BSI juga berhasil mencatatkan kenaikan DPK sebesar 17,50% secara tahunan menjadi Rp296,70 triliun.