Ilustrasi perdagangan aset kripto
Fintech

Prospek Ekonomi AS dan Dampaknya terhadap Pasar Kripto

  • Ketangguhan ekonomi AS di tengah suku bunga tinggi saat ini membantah kekhawatiran tentang potensi resesi yang sempat mencuat beberapa waktu lalu. Hal ini juga mengurangi urgensi untuk melonggarkan kebijakan ekonomi.

Fintech

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Laporan terbaru dari Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) untuk bulan Juli 2024 menunjukkan tren inflasi yang terus menurun. 

Dalam 12 bulan terakhir, harga konsumen hanya naik sebesar 2,9%, yang merupakan peningkatan tahunan terendah sejak Maret 2021. 

Secara bulanan, inflasi juga hanya meningkat sebesar 0,2%, dengan sektor hunian dan transportasi menjadi pendorong utama. Biaya hunian menyumbang hampir 90% dari kenaikan inflasi bulanan tersebut. Sementara itu, inflasi inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi, naik 3,2% secara tahunan.

Peningkatan Penjualan Ritel sebagai Indikator Kekuatan Ekonomi

Penurunan inflasi yang signifikan ini diiringi dengan peningkatan penjualan ritel pada bulan Juli sebesar 1,0%, mencerminkan kuatnya konsumsi domestik sebagai salah satu indikator utama pertumbuhan ekonomi AS.

Menanggapi situasi ini, Fahmi Almuttaqin, analis kripto dari Reku, mengatakan bahwa perkembangan positif dalam tren inflasi CPI ini memperkuat ekspektasi pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada September mendatang. 

Namun, tren peningkatan penjualan ritel di bulan Juli menunjukkan bahwa ekonomi AS tetap tangguh. Selain itu, data tenaga kerja yang menunjukkan penurunan tingkat pengangguran dengan turunnya klaim tunjangan pengangguran baru (initial jobless claim) juga menjadi faktor pendukung.

Apresiasi Pasar Saham dan Dampaknya Terhadap Pasar Kripto

Fahmi mengatakan, ketangguhan ekonomi AS di tengah suku bunga tinggi saat ini membantah kekhawatiran tentang potensi resesi yang sempat mencuat beberapa waktu lalu. Hal ini juga mengurangi urgensi untuk melonggarkan kebijakan ekonomi. 

“Meskipun demikian, pasar saham AS tetap mengalami apresiasi. Indeks-indeks saham utama AS kompak melanjutkan kenaikan setelah data penjualan ritel bulan Juli dirilis. NASDAQ, misalnya, mencatat kenaikan 2,34% pada perdagangan Kamis, 15 Agustus, setelah data penjualan ritel AS untuk bulan Juli diumumkan,” jelas Fahmi melalui riset yang diterima TrenAsia, dikutip Selasa, 20 Agustus 2024.

Baca Juga: Mengintip Potensi Altcoin Usai Bitcoin Anjlok Sepekan Terakhir

Kondisi Pasar Kripto di Tengah Ketidakpastian

Berbeda dengan pasar saham AS, dampak dinamika ekonomi saat ini terhadap pasar kripto tidak begitu positif. 

“Hal ini disebabkan oleh fokus investor yang lebih mengarah pada potensi penundaan penurunan suku bunga The Fed. Sementara ekonomi AS yang tetap tangguh mungkin memberikan dampak positif pada sektor bisnis, dampak langsungnya terhadap pasar kripto tidak terlalu signifikan,” tambah Fahmi.

Prediksi Kebijakan Ekonomi dan Implikasinya Terhadap Kripto

The Fed telah mempertahankan suku bunga acuan di atas 5% sejak Juli 2023, dengan tujuan untuk menekan inflasi yang mencapai puncaknya pada 9,1% pada pertengahan 2022.

Disampaikan oleh Fahmi, prospek ekonomi yang beragam dalam dua bulan ke depan meningkatkan ketidakpastian di pasar kripto. 

Namun, dengan tren inflasi yang semakin stabil dan prospek pertumbuhan ekonomi AS yang masih terjaga, kebijakan ekonomi yang lebih longgar mungkin akan diberlakukan secara bertahap dan berpotensi bertahan cukup lama.

“Kami memperkirakan bahwa perubahan kebijakan ini masih mungkin diberlakukan di sisa tahun ini,” kata Fahmi.

Strategi Investasi di Tengah Dinamika Pasar

Di tengah dinamika yang ada, strategi akumulasi bertahap dan pengelolaan portofolio yang lebih aktif menjadi opsi menarik yang perlu dipertimbangkan oleh para investor.

Volatilitas pasar kripto yang lebih terukur saat ini, dengan potensi terjadinya siklus bullish yang lebih besar setelah perubahan kebijakan suku bunga The Fed, membuka peluang bagi investor untuk mendapatkan return yang lebih tinggi melalui pengelolaan portofolio yang aktif. 

“Saat ini, banyak aset kripto dengan peningkatan teknologi dan fitur produk yang signifikan telah diluncurkan dalam beberapa pekan terakhir. Namun, aset-aset ini belum banyak diketahui oleh investor karena minimnya perhatian, terutama terhadap altcoin-altcoin dengan kapitalisasi pasar menengah,” pungkas Fahmi.

Fitur Portfolio Analysis Reku untuk Memudahkan Investasi

Strategi akumulasi dapat dilakukan dengan lebih mudah jika investor memantau pergerakan harga saat membeli aset kripto, sehingga dapat menilai level harga dan potensi keuntungannya. 

“Di Reku, investor tidak perlu menghitung secara manual pergerakan harga saat membeli suatu aset. Platform ini sudah menyediakan fitur Portfolio Analysis yang mencakup harga rata-rata pembelian aset, potensi laba/rugi (unrealized profit/loss), hingga kalender laba/rugi historis serta alokasi investasi secara keseluruhan. Dengan demikian, pemantauan nilai aset dapat dilakukan secara otomatis, sehingga memudahkan investor dalam membuat keputusan investasi yang lebih bijak,” ujar Fahmi.